TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edy Purdjianto, mengungkapkan masalah penganiayaan dan penembakan lima warga sipil di Enarotali, Paniai, Papua, telah diselesaikan secara adat. Warga dan aparat sepakat berdamai dengan cara bakar batu.
"TNI, Polri, dan masyarakat adat sepakat penyelesaian dengan cara adat bakar batu. Itu sudah selesai," kata Tedjo setelah membuka acara seminar kemaritiman di Balai Samudra Jakarta, Selasa, 16 Desember 2014. (Hari HAM, PBB Soroti Indonesia dan Thailand)
Kasus ini bermula saat ada mobil jenis Toyota Rush melintas di Paniai tanpa menggunakan lampu sehingga ditegur oleh warga. Mobil menuju Posko Timsus 753 milik TNI. Tak terima ditegur, pengendara mobil itu menganiaya warga yang ada di lokasi.
Esok harinya, warga yang marah menyerang kantor KPU, Markas Polres Paniai, dan Markas Koramil. Saat penyerangan itu, terdengar suara tembakan. Lima warga tewas. Polisi mengklaim sempat meletuskan senjata, tapi hanya untuk mengusir warga. (Menteri Tedjo: Kondisi Paniai Sudah Kondusif)
Seusai kejadian tersebut, Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia Otto Syamsudin mengatakan ada dugaan peran tentara dalam kejadian tersebut. Otto mendengar kesaksian itu dari warga yang melihat pelaku pemukulan menggunakan seragam hijau dan bersenjata laras panjang.
Tedjo mengatakan pihaknya masih menyelidiki keterlibatan TNI dan Polri dalam kasus ini. "Itu harus diselidiki. Kalau ada TNI dan Polri terlibat akan ditindak," kata Tedjo.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya membantah dugaan penganiayaan bocah 12 tahun oleh tentara. Menurut dia, tak mungkin ada tentara tega memukul bocah. "Tidak masuk akal. Kalau ada, gila itu," kata Fuad.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Lain:
MU Taklukkan Liverpool 3-0
Mourinho Tembus Batas 400 Poin di Liga Inggris
Maria Londa Incar Emas di POM ASEAN Palembang