TEMPO.CO, Bandung - Keluarga Mahasiswa Insitut Teknologi Bandung menggelar pasar murah untuk masyarakat tidak mampu di sekitar kampus. Mereka bermitra dengan seorang distributor barang yang bersedia menjual tanpa laba.
Para mahasiswa juga mencari dana subsidi untuk membeli bahan pokok murah senilai Rp 35 juta. Dana ini berasal dari donasi tanggung jawab sosial beberapa perusahaan serta alumnus. Menteri Sosial dan Politik Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB Luthfi Anshari mengatakan organisasinya bermitra dengan distributor pemasok komoditas pokok yang hanya ingin dibayar sesuai dengan harga pokok.
Di pasar murah itu, harga empat jenis bahan pokok, yakni beras, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng kemasan, dihargai lebih murah 40-60 persen dibanding harga pasaran.
"Distributor itu juga mau menanggung biaya pengemasan dan transportasi."
Agar bisa membantu banyak warga tidak mampu di sekitar kampus, mahasiswa mencari dana subsidi sebesar Rp 35 juta dari donasi perusahaan dan alumnus ITB. Menurut Luthfi, hasil survei yang dilakukan pihaknya menunjukkan daya beli masyarakat sangat terbatas. "Mereka hanya sanggup bawa uang paling banyak Rp 50 ribu untuk membeli barang pokok tersebut," kata Luthfi.
Pasar murah itu dihelat pada Sabtu, 13 Desember 2014, di lapangan Jalan Gelap Nyawang, belakang Masjid Salman, ITB, pukul 08.00-14.00 WIB. Mahasiswa telah mendata 550 target pembeli dari kalangan kurang mampu di sekitar kampus ITB.
Warga RW 04-08 Kelurahan Lebak Siliwangi dan RW 12-13 Kelurahan Dago itu memegang surat keterangan tidak mampu dari ketua RW setempat
ANWAR SISWADI
Baca berita terpopuler:
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
'Yang Konflik Golkar, Kok, yang Bicara Gerindra'
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat