TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Timbul Siahaan mengatakan Kementerian Pertahanan telah bekerja sama dengan beberapa kementerian lain untuk memasukkan teori bela negara pada kurikulum pendidikan Indonesia. Teori itu, kata Timbul, akan memberikan pesan moral untuk mengisi kemerdekaan pada peserta didik di Indonesia.
"Bentuk pelajarannya akan disesuaikan dengan perubahan zaman agar peserta didik tidak jenuh dalam belajar," kata Timbul, saat ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa, 9 Desember 2014.
Menurut Timbul, kementeriannya sudah merumuskan mata pelajaran itu dan akan memberikan berkas-berkasnya pada lembaga terkait di hari bela negara pada 19 Desember mendatang.
Kemhan, kata Timbul, akan bekerja sama dengan sejumlah kementerian. Di antaranya, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah untuk menanamkan nilai-nilai bela negara sejak dini. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengisi materi bela negara di buku panduan pendidikan umum. Ada pula Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memasukkan nilai bela negara untuk pendidikan aparatur negara.
"Mereka (Kementerian) sudah menunjukkan minatnya. Tapi belum ada perjanjian tertulis," ujar Timbul. Meski demikian, Timbul menjelaskan, kementerian-kementerian itu belum menentukan waktu beroperasinya pelajaran bela negara.
Timbul mengatakan, jika kementerian-kementerian itu telah mengabulkan permintaannya, Menhan akan meminta Kementerian Agama untuk memberi pesan membela negara pada setiap ceramah. "Kami akan meminta Kemenag agar pesan-pesan bela negara bisa disampaikan pada ceramah di masing-masing agama."
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Ini Cara Polisi Meringkus Perampok di Taksi Putih
Menteri Susi Tangkap 22 Kapal Ikan Cina
Skenario Nasib Dua Golkar Menurut Menteri Laoly