TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya Agung Laksono kecewa terhadap pelaksanaan Musyawarah Nasional Golkar di Ancol. Ia mengklaim banyak terjadi intimidasi dan ancaman terhadap para peserta Munas Ancol dari kelompok Golkar pimpinan Aburizal Bakrie. "Ada penculikan, diambil, atau dibujuk, bahkan ditakut-takuti," kata Agung, Senin, 8 Desember 2014.
Ia menuturkan peserta Munas Ancol seharusnya berjumlah 328 orang yang memiliki hak suara. Namun adanya ancaman pemecatan dari kubu Aburizal membuat beberapa ketua dewan pimpinan daerah tingkat I dan tingkat II meninggalkan lokasi acara di Hotel Mercure. Beberapa di antaranya bahkan batal hadir atau berangkat. (Baca: Diajak Islah, Kubu Agung: Itu Lucu)
Intervensi kepada peserta juga diklaim sangat variatif. Ada salah satu ketua DPD II yang ditahan di Bandara Soekarno-Hatta oleh kubu Aburizal. Ketua DPD ini justru diajak ke tempat lain untuk rekreasi. Ketua DPD II yang sudah hadir di Ancol juga tak luput dari intervensi.
Agung mencatat laporan masifnya teror melalui telepon dan pesan pendek agar para DPD meninggalkan tempat acara. Bahkan beberapa DPD sampai ketakutan turun dari kamar ke ruang acara karena menerima utusan kubu Aburizal yang menyatakan ancaman pemecatan. "Semua cara untuk menggagalkan acara Munas di Ancol," kata Agung. (Baca: Golkar Hengkang dari Koalisi Prabowo)
Meski demikian, toh Munas Ancol diklaim memenuhi korum karena mendapat 292 suara atau di atas batas minimal 272 suara. Agung juga tak berpikir membalas sikap kubu Aburizal dengan ancaman pemecatan. Ia hanya berkukuh Munas Bali tak sah dan siap bertarung di ranah hukum. "Kami memang bertekad," tuturnya.
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler
Kubu Ical: Peserta Munas Ancol Diberi Rp 500 juta
Begini Cara 13 Polisi di Kudus Menyiksa Kuswanto
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu
Dituduh Rampok, Pria Ini Disiksa 13 Polisi