Masalah air, kata dia tidak hanya dialami oleh masyarakat perkotaan, melainkan juga di Indonesia kawasan Timur. Di kawasan ini, jumlah ketersediaan air yang menjadi persoalan. Saat musim kemarau tiba, masyarakat kawasan ini harus berjalan kaki untuk mendapatkan air bersih. (Baca:Krisis Air Bersih Resahkan Warga Maros)
Mengelola persediaan air sungai dengan melihat bagian hulunya. Bagaiamna perjalannya supaya kalau sampai di kota tidak tercemar. Pendekatan yang dilakukan adalah holistik, dengan cara menjaga ekosistem. "Ekosistem mempengaruhi kualitas hidup manusia," kata dia. (Baca:Hulu Sungai Brantas Tercemar Limbah Rumah Tangga)
Menurut dia, usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan air adalah menggunakan pendekatan berbasis ekosistem. Misalnya dengan menghitung tingkat curah hujan. Lewat perhitungan ini, bisa diketahui berapa jumlah air yang bisa dimasukkan ke dalam tanah untuk menjaga ketersediaan air.
Selain itu, pengolahan limbah yang tidak merusak ekosistem juga penting untuk menjaga ketersediaan air. Misalnya menanam tanaman yang bisa menyerap polutan di wilayah-wilayah pengolahan limbah. "Air yang terkontaminasi bisa menjadi bersih karena polutan diserap tanaman," kata dia.