TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menyesal tak melakukan politik uang saat pemilihan legislator 2014. Padahal, kata dia, dalam tujuh bulan menjelang pemilihan, dirinya telah merawat kostituennya.
"Saya sudah habis Rp 3 miliar," kata Nurul di hadapan sekitar lima ratusan pemuda dari seluruh Indonesia dalam acara Indonesian Youth Conference di Annex Building, Wisma Nusantara, Sabtu, 8 November 2014. (Baca: Nurul Arifin: Muntah Lihat Menteri Jokowi Blusukan)
Saat pencoblosan, Nurul mengaku tak mau berpolitik uang meski ada kerabatnya yang menyuruhnya. Nurul menolak bekerja sama dengan calo di level massa pemilih maupun petugas penyelenggara pemilu. Hasilnya, Nurul tak lolos ke Senayan. "Saya menyesalinya sekarang," kata dia. (Baca: Nurul Arifin Siap Maju Jadi Wali Kota Depok)
Menurut Nurul, Pemilu 2014 mengajarkan bahwa politik uang adalah keniscayaan dalam setiap pemilihan. "Mungkin saja di pemilu berikutnya saya akan menebar sesuatu," kata Nurul. (Baca juga: Nuruf Arifin: Infotainmen Sering 'Pesta Pora')
Dalam kontestasi tersebut, Nurul bersaing dengan kerabatnya, Ade Komaruddin. Nurul kalah bertarung di daerah pemilihan Jawa Barat VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi). Dalam sebuah wawancara, Nurul menyebut pemilihan legislator itu laiknya perang di Suriah. "Perang melawan saudara sendiri," kata dia. Nurul menyebut dirinya gagal ke Senayan lantaran guyuran uang kerabatnya satu dapil.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Pemerasan | Kisruh DPR | Susi Pudjiastuti | Lulung Dipecat | Kabinet Jokowi
Berita terpopuler lainnya:
Kartu Sehat & Pintar Jokowi Bikin DPR Tak Berdaya
Gereja Yesus Buka Kisruh Nikah Jessica Iskandar
Heboh Kelanjutan Film AADC, Reuni Cinta dan Rangga
Lulung Dipecat, PPP Isyaratkan Dukung Ahok