TEMPO.CO, Sleman - Warga Dusun Kotengan Baru, Kranggan II, Jogotirto, Berbah, Sleman, dihebohkan dengan munculnya semburan gas dari balik gundukan tanah, Ahad, 2 November 2014. Bahkan warga yang menginjak tanah itu melepuh di kakinya.
Semburan mencapai beberapa meter dan terasa panas itu membuat warga sekitar khawatir. Ditakutkan yang menyembur adalah gas dari dalam tanah. "Saya menginjak tanah itu, kaki melepuh karena panas," kata Sumadi, 45 tahun, warga setempat, Senin.
Ia menginjak tanah itu pada Ahad malam saat pergi untuk bertemu tetangga di kampung itu. Dari pantauan di lokasi, gundukan material seperti tanah berwarna kecokelatan menyemburkan gas diduga jenis metana. Material kering itu tampak membumbung beberapa meter jika disentuh dengan bambu atau kayu.
Untuk menghindari bahaya, lokasi itu diberi garis polisi. Sebab, lokasi penumpukan material itu berada di tengah perkampungan penduduk.
Guna menghindari adanya semburan yang berbahaya, tim pemadam kebakaran dari Sleman mengerahkan satu tangki air. Lalu disiramkan ke gundukan material itu. "Kami khawatir kalau itu menyembur lagi," kata Sumadi.
Pemilik lahan dan material itu, Jakfar Shidiq, menyatakan gundukan itu adalah abu dari sisa pembakaran tebu pabrik gula Madukismo, Bantul. Ia membeli sisa abu pembakaran tebu itu untuk bahan membuat batako. Namun, sejak pembelian empat tahun lalu, abu sisa pembakaran tebu itu tidak dimanfaatkan.
Menurut Fauzan Darmadi, Kepala Bidang Energi Mineral, Dinas Energi Sumber Daya Air dan Mineral Sleman, semburan itu muncul karena ada unsur batu bara yang belum tebakar sempurna. Karena lama ditumpuk, maka bisa menimbulkan gas. Semburan itu bukan dari dalam tanah, tetapi hanya ada di tumpukan abu bekas pembakaran tebu.
MUH. SYAIFULLAH
Berita lain:
Kurator Seni: Logo Baru Yogyakarta Mirip Iklan Obat Kuat
Hujan Deras, Longsor dan Banjir Menerjang Aceh
Tjahjo Kumolo: Paling Enak Jadi Anggota DPR