TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta meminta warga mewaspadai maraknya gejala infeksi saluran pernapasan atas atau Upper Respiratory-tract Infection, memasuki pancaroba. Musim pancaroba ditandai dengan panas ekstrim pada Oktober ini.
"ISPA menjadi ancaman utama karena partikel debu semakin aktif akibat frekuensi angin kencang," ujar Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Maryono kepada Tempo, Ahad 12 Oktober 2014.
Baca Juga:
Partikel debu di Kota Yogyakarta, kata dia, juga belum sepenuhnya bebas dari abu vulkanis letusan Gunung Kelud. Gunung Kelud yang meletus dan mengakibatkan hujan abu pada Februari lalu mengakibatkan 1.315 orang terkena ISPA.
Direktur Rumah Sakit Jogja, Tutik Setyawati menuturkan, ISPA menjadi dampak sekunder ketika tubuh yang diserang partikel debu, dan mengalami dehidrasi akut akibat cuaca panas ekstrem. "Saat panas ekstrim seperti ini ISPA mudah mengenai orang yang fisiknya lemas, kurang cairan, dan tenggorokan kering," kata dia.
Meski tak berbahaya, namun jika dibiarkan ISPA ini bisa berkembang menjadi asma dan perlu perawatan intensif. "Kami sarankan untuk lebih menambah frekuensi mandi dan konsumsi air dua kali lebih banyak dari kebutuhan normal," kata Tutik. Selain itu, warga didorong disiplin menggunakan masker ketika berada di luar saat siang hari.
Staf seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, Indah Retno Wulan, menuturkan mendekati pertengahan Oktober ini, suhu udara di Yogyakarta berkisar pada 34-35 derajat celcius pada siang hari. Adapun kecepatan angin di darat tercatat 15-22 kilometer per jam. Yogya pernah mencatat rekor suhu siang hari hingga 37 derajat celcius pada 2009 lalu. Saat itu terjadi gangguan cuaca akibat El-Nino dan La Nina.
PRIBADI WICAKSONO
Topik terhangat:
Mayang Australia | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Sanksi SBY Buat Nurhayati
Jadi Tangan Kanan Prabowo, Aburizal Enggan Mundur
Disfungsi Ereksi, Pria Ini Masukkan Baja ke Penis
PAN: Pindah Kubu seperti Menceraikan Istri Teman