Nilai merah kedua, Indonesia menjadi negara yang pangannya bergantung impor. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah impor beras mencapai 472,7 miliar ton. Besarnya impor ini mengakibatkan harga beras eceran semakin mahal sekitar Rp 11.389 per kilogram.
Lebih parah lagi pada kedelai yang 70 persen pemenuhannya berasal impor. "Ini bukti kegagalan diplomasi Indonesia di bidang perdagangan dan kedaulatan pangan," kata Nikmah.
Nikmah juga menggarisbawahi ekspor berbasis eksploitasi sumber daya alam. Walhi mengkritik pembangunan dalam dokumen RPJMN 2015-2019 dan MP3EI. Desain kedua hanya memperluas konsesi untuk produksi komoditas global.
Kebijakan hilirisasi dan investasi pemerintahan SBY juga diniali lebih berpihak pada korporasi dibandingkan publik. "Investasi asing memang naik, tapi penyerapannya malah turun. Pemerintah lebih bertumpu pada sektor jasa dibandingkan sektor padat karya," kata Deputi Eksekutif Walhi Irhas Ahmadi.
Selanjutnya:
Emisi Karbon