TEMPO.CO, Kupang - Penerapan kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014 menuai kendala. Sejumlah sekolah di Nusa Tenggara Timur kesulitan menerapkan kurikulum itu karena ketiadaan buku pelajaran.
"Proses belajar-mengajar tetap menggunakan kurikulum 2013, tapi tidak menggunakan buku, melainkan CD (compact disk)," kata Kepala SMKN 3 Kupang Jenny Bahasari kepada Tempo, Rabu, 13 Agustus 2014. (Baca: Percetakan Tak Selesaikan Buku Kurikulum 2013)
Dia menambahkan, kepingan cakram itu diterima dari dinas pendidikan. "CD itu yang kami perbanyak dan dibagikan ke guru dan siswa untuk belajar," katanya. (Baca: Alasan Buku Kurikulum 2013 Terlambat Dicetak)
CD ini hanya digunakan guru saat proses kegiatan belajar-mengajar (KBM). Rencananya CD juga akan dibagikan kepada siswa. Namun, karena takut membebankan siswa, maka CD hanya digunakan guru untuk mengajar di sekolah. "Akan memberatkan siswa, harus membeli CD dan laptop," katanya.
Saat ini, kata dia, baru tiga mata pelajaran yang menggunakan kurikulum 2013, yakni sejarah, matematika, dan bahasa Indonesia. "Guru yang mengajar harus terakreditasi B atau C," katanya.
Di tingkat SMK, baru dua sekolah di NTT yang menerapkan kurikulum 2013, yakni SMKN 1 dan SMKN 3 Kupang. Sedangkan sekolah lainnya masih menggunakan kurikulum yang lama.
Rina, salah satu siswa SMKN 3 Kupang, mengaku kesulitan beradaptasi dengan kurikulum baru ini, apalagi jam belajarnya lebih panjang dari sebelumnya. "Sulit. Lebih gampang gunakan kurikulum yang lama," katanya.
YOHANES SEO
Berita Lain
Kasus Robin Williams, Ini 6 Fakta Penting Depresi
18 Tahun Tewasnya Udin, Pusham UII Terbitkan Komik
Baby Growth Spurts, Waktunya Bayi Rewel
Segudang Manfaat Pepaya