TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme, Taufik Andrie, meragukan selebaran yang menawarkan kesempatan berjihad sebagai budak seks. Ia menduga isu itu sengaja dihembuskan untuk memojokkan gerakan kelompok mujahidin. “Saya kira itu hoax,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu, 9 Agustus 2014. (Baca: Ada Pesan Lowongan Budak Seks ISIS di UIN)
Tawaran bekerja sebagai budak seks sempat beredar lewat selebaran pamflet dan media sosial. Cara itu dianggap bagian dari jihad lantaran dapat menghibur dan memberi semangat mujahidin Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS). Mereka yang bersedia kesempatan itu dijamin masuk surga. (Baca: Ketua MUI: Dalam Islam Tidak Ada Jihad Seks)
Menurut Taufik, praktek perbudakan seks sejatinya tak dikenal dalam ajaran Islam. Sebab, kebutuhan biologis para mujahidin biasanya mudah dipenuhi dengan cara yang wajar. “Mereka akan berpoligami atau menikah dengan janda perang. Biasanya kebutuhan itu akan difasilitasi,” katanya. (Baca: Bendera ISIS Berkibar di Samping Kantor Polisi)
Contoh kasus bisa dilihat saat narapidana kasus bom Bali I, Umar Patek, bergabung dengan mujahidin Moro, Filipina. Ia menikah dengan warga Filipina, Rukoyah binti Husein Huseno alias Fatimah Zahra. “Hambali punya istri di Sabah, Azhari juga punya istri di Indonesia,” kata Taufik.
Menurut Taufik, isu itu tak ubahnya dengan informasi serupa yang pernah beredar beberapa bulan lalu. Kala itu sempat beredar kabar perempuan Suriah yang merelakan diri sebagai wanita penghibur mujahidin. “Praktek prostitusi syariah itu tak pernah terbukti di lapangan,” katanya.
RIKY FERDIANTO
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
SBY Buka Suara Soal Pencopotan KSAD Budiman
Golkar Bisa di Luar Pemerintahan, Begini Caranya