TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan pemerintah dan masyarakat perlu mengantisipasi penyebaran paham pendirian Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and al-Sham/ISIS). Menurut dia, ideologi radikal ISIS bertolak belakang dengan karakteristik masyarakat Indonesia. (Baca: Ratusan Warga Bima Dibaiat Dukung ISIS)
"ISIS sudah merongrong kehidupan bernegara kita, tidak sepaham dengan ideologi kita," kata Lukman di kantor Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Agustus 2014. (Baca: Cara Pendukung ISIS Berjihad ke Timur Tengah)
Lukman menuturkan ISIS merupakan paham radikal yang sangat militan dan menggunakan agama sebagai alat menjustifikasi gerakan mereka. Kondisi mayoritas bangsa Indonesia yang beragama Islam kemudian menjadi pintu masuk ajaran yang bertujuan mendirikan negara Daulah Islamiyah tersebut. (Baca: Perang untuk ISIS, Satu Warga Malang Tewas)
Keberadaan ISIS di Indonesia mulai terungkap pada bulan lalu atau sejak tersiar video ajakan untuk masuk ISIS di YouTube. Bahkan sudah ada beberapa pembaiatan di sejumlah daerah. Abu Bakar Ba'asyir, terpidana terorisme yang sedang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, dikabarkan telah membaiat sekitar 20 narapidana terorisme untuk bergabung dengan ISIS. (Baca juga: Ketua MUI: Dalam Islam Tidak Ada Jihad Seks)
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
SBY Buka Suara Soal Pencopotan KSAD Budiman
Saksi Prabowo Bikin Hakim MK Geleng Kepala