TEMPO.CO, Bantul - United Nation Population Fund (UNFPA) membentuk dua klinik layanan kesehatan reproduksi untuk penduduk usia muda di Bantul dan Kota Yogyakarta. Dua unit pelayanan kesehatan reproduksi anak muda, yang dilabeli nama "Klinik Unala", itu merupakan proyek percontohan UNFPA pertama di Indonesia.
Jose Ferraris, Direktur Perwakilan UNFPA di Indonesia mengatakan Yogyakarta dan Bantul menjadi pilihan lokasi proyek percontohan karena sekitar 24 persen populasinya merupakan kalangan usia muda. Populasi yang kini berusia 10-24 tahun itu merupakan penggerak perubahan ekonomi dan sosial dalam 15 tahun mendatang. "Ini bagian dari upaya menjamin pemberdayaan anak muda di masa transisi mereka," kata Jose saat peresmian salah satu Klinik Unala di Bantul pada Selasa, 15 Juli 2014.
Klinik Unala bentukan UNFPA berada di dua kawasan. Klinik pertama ada di tempat praktek Dokter Anastasia Endar Widyaningsih di kawasan Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Lainnya berlokasi di tempat praktek Dokter Suharno, kawasan Kalimambu, Jalan Batikan Kota Yogyakarta.
Klinik Unala dibentuk dalam konsep melibatkan pihak swasta untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi untuk anak muda. Margaretha Sitanggang, Manajer Program Nasional untuk Kepemudaan di UNFPA, mengatakan Klinik Unala diproyeksikan menjadi waralaba sosial. "Selama dua tahun kami menyubsidi operasional klinik," kata dia.
Bentuk subsidi disalurkan lewat diskon untuk biaya konsultasi dan perawatan kesehatan reproduksi anak muda di Klinik Unala. Misalnya, biaya konsultasi Rp 70 ribu dipotong Rp50 ribu. "Tidak gratis agar setelah masa subsidi selesai klinik tetap jalan," kata dia.
UNFPA juga membuat konsep pelayanan yang lebih bisa menjaring warga usia remaja dan pemuda untuk tidak takut berkonsultasi. Media dalam bentuk situs online untuk mempromosikan klinik juga dibangun. "Akan kami kembangkan ke kawasan lain apabila penerimaan warga positif dan jumlah pemakai layanan tinggi," kata Margaretha.
Anastasia Endar Widyaningsih, dokter pengelola Klinik Unala di Bantul mengatakan layanan ini memang sekedar melengkapi unit -unit di puskesmas atau rumah sakit. Tapi, jam aktifnya lebih longgar karena buka saat sore hingga malam ketika jadwal rata-rata remaja atau anak muda tidak sedang belajar atau bekerja. "Secara teknis, layanan konsultasinya dibuat lebih lama karena untuk deteksi problem awal harus memakan 20 menit," kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Tetapkan Syarat Ini Waktu Sumbang Zakat
Berapa Keuntungan Adidas dari Piala Dunia 2014?
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI