TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch menilai kepolisian masih lambat menangani kasus tabloid Obor Rakyat. IPW berharap kasus ini bisa segera diselesaikan sebelum pemilihan presiden 9 Juli nanti terlaksana.
"Mereka terlihat lambat dan ragu saat ada yang mengaitkan pihak redaksi yang mengelola tabloid dengan staf khusus Kepresidenan," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Juni 2014. (Baca: JK Minta Penyokong Dana Obor Rakyat Diungkap)
Untuk keraguan adanya keterlibatan staf khusus presiden ini, Neta menyarankan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut mendorong Polri untuk menangani kasus ini sesegera mungkin. "Supaya publik juga tahu kalau SBY tidak terlibat dalam kasus ini," kata Neta.
Lambannya penanganan yang dilakukan kepolisian dikhawatirkan membuat hilangnya barang bukti penting. IPW mendorong kepolisian untuk terus menggali dan memburu pihak yang mendanai penerbitan tabloid tersebut. "Karena bagaimanapun yang membiayai ini bisa punya kepentingan tertentu," ujar Neta.
Neta mengatakan bahwa seharusnya polisi bisa langsung melakukan penyitaan terhadap produk dan memasang garis polisi di lokasi tempat tabloid tersebut dicetak. "Meski tempat yang tercantum di tabloid fiktif, seharusnya memang ada tempat tabloid itu diproses hingga dicetak," katanya. (Baca: Dukung Jokowi, Anwar Fuady Tak Takut Dipecat)
Menurut Neta, kasus malpraktek pers semacam ini perlu mendapat perhatian dari Dewan Pers. "Malpraktek di Obor Rakyat ini bisa mengancam ketenangan umat beragama karena isu yang diangkat SARA."
AISHA SHAIDRA
Berita lainnya:
Akil Mochtar Minta Kewarganegaraan Dicabut
Jokowi Presiden, Risma Tak Mau Jadi Wakil Ahok
Diduga Menipu, Bos Cipaganti Ditahan Polisi
Berita utama
Neymar Pimpin Perebutan Sepatu Emas
Jokowi Akan Bangun Kedubes Indonesia di Palestina
Fadli Zon Persoalkan Kompas dan Tempo