TEMPO.CO, Kediri - Istri mendiang aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati, getol berkampanye tentang calon presiden yang bersih dari masalah pelanggaran HAM. Meskipun tak setuju Prabowo Subianto menjadi presiden, Suciwati menolak bila disebut mendukung Joko Widodo. Suciwati mengatakan dia memiliki platform gerakan yang berbeda. (Baca juga: Suciwati: Penjahat Tak Bisa Jadi Pahlawan)
Suciwati mengatakan kampanyenya soal kriteria capres yang bersih dari pelanggaran HAM tidak bisa diartikan bahwa dia mendukung Jokowi. Dia juga menolak para korban kekerasan di era Orde Baru dijadikan komoditas politik belaka. "Sikap saya tidak ada sangkut-pautnya dengan kedua orang itu (Prabowo dan Jokowi)," kata Suciwati setelah menjadi pembicara Seminar Cerdas Memilih Presiden Indonesia di kampus Universitas Islam Kadiri, Kediri, Jawa Timur, Selasa, 17 Juni 2014.
Suciwati menambahkan, gerakannya melawan kejahatan HAM sudah lama dia perjuangkan jauh sebelum muncul hiruk-pikuk pencalonan presiden. Bahkan pada awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dia juga mendesak pemerintah bisa menuntaskan kasus-kasus kejahatan HAM, termasuk mengusut tuntas kematian suaminya. Presiden pun memberi lampu hijau. Namun hingga kini janji tersebut hanya menjadi isapan jempol.
Karena itu, dia menolak jika gerakannya mengadvokasi korban kekerasan HAM disangkutpautkan dengan Jokowi. Apalagi dia melihat sosok calon presiden yang diusung poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu juga dikelilingi pelaku kejahatan HAM, seperti Hendropriyono dan Wiranto. "Hanya saja saat ini Jokowi belum memiliki catatan pelanggaran HAM, sementara Prabowo sudah," ujar Suciwati.
Aktivis yang kini menetap di Malang, Jawa Timur, dan mengelola toko suvenir itu juga menyindir sejumlah mantan aktivis yang menjual diri kepada kekuasaan. Mereka dinilai tak lagi memiliki idealisme dan independensi sehingga harus berkompromi dengan kepentingan praktis. Di sisi lain, para korban kekerasan terus meratapi nasib tanpa ada kejelasan.
Suciwati juga mengaku pernah dihubungi utusan Prabowo untuk bergabung dalam gerakan mereka. Namun permintaan itu ditolak mentah-mentah dengan alasan menjaga konsistensi perjuangan. "Tapi saya juga bukan orangnya Jokowi," katanya.
HARI TRI WASONO
Terpopuler