TEMPO.CO, Cirebon - Stok darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kota Cirebon nyaris kosong. Cuaca tak menetu sebabkan pendonor pun sakit. Meski begitu, Direktur Unit Donor Darah PMI Kota Cirebon Sugianto Suhana menjelaskan jika stok darah di UDD PMI Kota Cirebon lebih sering tipis daripada aman.
"Paling lama stok kami hanya untuk satu hari. Namun seringnya stok kami hanya untuk setengah hari," katanya, Rabu, 29 Januari 2014. Bahkan untuk golongan darah tertentu, kata dia, stok darah sering kali kosong.
Baca Juga:
Padahal untuk bisa dikatakan aman, setidaknya stok darah harus bisa memenuhi permintaan selama empat hari. Jangankan untuk empat hari, untuk bisa memenuhi permintaan dalam sehari saja, Sugianto mengaku mereka harus bekerja keras. Saat ini, ujar Sugianto, permintaan darah dari berbagai golongan dan jenis rata-rata mencapai 70-80 kantung setiap harinya.
Permintaan darah tersebut, menurut Sugianto, berasal dari sepuluh rumah sakit di Kota Cirebon. Namun PMI Cirebon juga tidak hanya melayani permintaan dari rumah sakit di Kota Cirebon saja. Sedikitnya 31 rumah sakit pemerintah maupun swasta di delapan kota dan kabupaten ikut meminta darah dari mereka. "Kami sampai melayani permintaan darah dari Kabupaten Brebes hingga Tegal di Jawa Tengah," ujar dia.
Saat ditanyakan penyebab minimnya stok darah saat ini, Sugianto mengatakan akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Akibatnya, kondisi tubuh pun menjadi tidak stabil. "Banyak orang yang sakit," ujarnya. Jadi, kebutuhan darah meningkat, tapi yang mendonorkan darahnya malah menurun.
Untuk mengatasi kekurangan stok darah, biasanya dilakukan dengan donor pengganti. UDD PMI Kota Cirebon pun, ujar Sugianto, telah menjalin kerja sama dengan sekolah, perguruan tinggi, kantor pemerintah, perusahaan, dan pusat perbelanjaan agar mereka bisa mendonorkan darah secara massal.
IVANSYAH