TEMPO.CO, Sleman - Pasca-kecelakaan kereta api yang menyebabkan empat orang tewas, dua di antaranya adalah siswa/siswi Sekolah Menengah Atas Negeri I Gamping, sekolah itu melakukan doa bersama. Satu siswa sekolah ini juga menjadi korban dan masih dirawat di rumah sakit. Para korban meninggal dunia dimakamkan pukul 16.00 WIB.
"Kami lakukan doa bersama, diikuti para guru dan para siswa," kata Ari Arianti, Kepala Tata Usaha SMAN I Gamping, Sleman, Kamis, 23 Januari 2014.
Siswa SMAN I Gamping yang menjadi korban kecelakaan kereta api itu adalah Gitri Yudha Wibawa, siswa Kelas XII IPA SMA Negeri I Gamping, warga Dusun Temuwuh Lor, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Lainnya adalah Latifah Silvia Epriliani, siswi Kelas XI IPA SMA Negeri I Gamping, warga Dukuh Prenggan, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Sedangkan yang luka-luka adalah Akhmas Wido Pratomo, siswa Kelas XII SMA Negeri I Gamping, warga Perumahan Griya Gejawan Indah, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Ia masih dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Para siswa dan guru bertakziah pada sore harinya di rumah duka pada pukul 16.00 WIB.
Gitri yang merupakan siswa kelas akhir di SMA itu dikenal sebagai siswi yang periang dan suka puasa Senin dan Kamis. Ia juga pernah kecelakaan. Dan saat tersambar kereta api, ia masih memiliki luka di tangannya.
Sedangkan Latifah dikenal sebagai siswi yang ramah dan sering mentraktir teman. Ia aktif di OSIS di bagian kesehatan. "Kami sering bersama, orangnya asyik dan suka nraktir," kata teman Latifah, Wahyu Yuniarti.
Kereta api Senja Utama jurusan Jakarta-Solo menyambar empat sepeda motor pada pukul 06.50 WIB. Saat itu, jalan aspal di Dusun Tegalyoso banyak melintas sepeda motor dan kendaraan lain.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler
Disebut Capres Banjir, Jokowi: Masa Bodoh!
Risma Temukan 2 Karung Duit di Kebun Binatang Surabaya
Akun Instagram Ani Yudhoyono Terpopuler di Dunia
Titik Banjir Hari Ini 22 Januari 2014