Dalam kurun waktu Januari 2012 sampai Mei 2013, Kapolesta Sorong Kota menerima 18 kali setoran dari Labora Sitorus antara Rp 2-10 juta. Benar Anda pernah menerima?
Kurang itu kalau disebut setoran. Hahahahaa... Tidak, saya bercanda. Jadi Begini. Kalau dia memang membantu dana memang iya. Kalau dikatakan itu setoran tidak. Beda itu. Ada beberapa kegiatan pada saat 7 bulan kepemimpinan saya (27 November 2012 sampai 26 Mei 2013). Saya tidak pernah menerima setoran. Kalau berbentuk bantuan berbentuk dana iya. Saya pernah minta tolong.
Bentuk bantuan apa yang pernah diberikan Labora selama kempimpinan Anda?
Pertama, bantuan dalam bentuk pembuatan taman di kantor Polres. Bantuan awning (atap). Segala macam bantuan itu ada. Dan memang dikasi. Tapi itu tidak hanya kami. Kalau bicara zaman dulu (sebelum kepemimpinan saya) iya (ada setoran). Tapi kalau zaman saya tidak.
Tapi Anda dicopot dari jabatan Kepala Polres karena kasus ini?
Memang saya kena imbas dari kasus ini. Labora adalah anggota Polres Raja Ampat. Ketika kasus ini naik, tempatnya Labora bergerak di Kota Sorong. Dari segi manajerial saya mengaku salah karena tempatnya Labora berbisnis itu di kota. Selama ini kami tidak mengetahui yang dilakukan Labora itu salah, karena dia tetap menjalankan tugasnya sebagai polisi. Dua-duanya jalan. Tapi saya tanya, siapa di kota ini yang tidak pernah terima bantuan dari Labora, baik institusi dan warga?
Anda menilai Labora sudah melakukan kejahatan?
Pernah suatu ketika ada demonstrasi di kantor polsek. Ada ibu yang bilang, Labora itu anak Tuhan. Saya tanya kenapa. Dia bilang begini..begini.. ternyata Labora itu suka bantu dimana-mana. Bantu masyarakat pesisir, rumah ibadah. Jadi boleh saya bilang Labora ini seperti malaikat. Sangat luar bisa seorang polisi bisa seperti itu.
Selanjutnya: Anda seperti bertolak belakang dengan petinggi polisi lainnya yang malah menuding LS salah?