TEMPO.CO, Cianjur - Kebun Raya Cibodas yang beromzet senilai Rp 1,4 miliar setiap tahun dari retribusi pengunjung merupakan penghasil terbesar di antara tempat wisata lainnya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur tidak menutup kemungkinan jika pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta dengan cara dilelang terbuka.
Saat ini terdapat empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur. Secara berurutan terdiri dari Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.
"Potensi terbesar itu dimiliki oleh Kebun Raya Cibodas karena sangat menarik pengunjung. Selama setahun mampu menyetor ke kas daerah sebesar Rp 1,4 miliar, bahkan tahun ini meningkat jadi Rp 1,6 miliar," ujar Kepala Seksi Bina Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, Neneng Rahman, di Cianjur, Selasa, 20 Agustus 2013.
Neneng membantah sinyalemen adanya kontrak tertentu dengan perusahaan swasta. Hingga saat ini, keempat kawasan wisata tersebut masih dikelola instansinya. "Tidak menutup ruang, selama aturan mainnya memungkinkan, pengelolaan retribusi itu diberikan kepada pihak lain. Hal ini berlaku untuk keempat loket retribusi yang banyak dikunjungi tersebut," ia memaparkan.
Keberadaan Kebun Raya Cibodas relatif terkelola dengan baik, bahkan menempatkan petugas dalam jumlah banyak. Retribusi yang dikenakan kepada pengunjung berlaku untuk pintu gerbang. "Kawasan Kebun Raya Cibodas itu, kan, miliknya Kementerian Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta Gugus Pramuka. Jadi kita mengenakan tarif retribusi untuk pemanfaatan tanah tersebut. Ke dalamnya terdapat pengelolaan yang lain dari ketiga instansi tersebut," ia menjelaskan.
Sementara itu, Junaedi, 40 tahun, warga asal Bogor, mengaku tertarik akan keindahan panorama Kebun Raya Cibodas. Selain itu, kesejukan alamnya menjadi faktor penunjang yang baik. "Coba kalau ada kolam renangnya seperti yang ada di Taman Safari, bakalan tambah banyak pengunjungnya. Kita, sih, tahunya itu milik Pemkab Cianjur, enggak tahu kalau ada pengelola lain," ujar dia.
DEDEN ABDUL AZIZ
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Baca juga:
Suap Hakim, KPK Periksa Pejabat Kota Bandung
Keterlibatan Petinggi Kernel Singapura Ditelusuri
Dada Diperiksa KPK sebagai Tersangka
Bandung Tawarkan Bantuan Hukum untuk Edi Siswadi