TEMPO.CO, Yogyakarta - Detasemen Khusus (Densus ) 88 Anti-Teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menangkap dua orang terduga jaringan teroris di kawasan Hotel Inna Garuda Malioboro Yogyakarta, Jumat tengah malam, 9 Agustus 2013.
Kedua orang tersebut diketahui bernama Muhammad Syaiful Sabani alias Ipul alias Sayev dan iparnya, Bayu Dwi Ardianto. Keduanya diduga bagian jaringan teroris kelompok Rohadi dan Sigit Indrajit yang tahu soal perencanaan teror bom ke Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta. Ipul adalah warga Bumirejo, Kebumen, Jawa Tengah, sedangkan Bayu merupakan warga Seyegan, Sleman, Yogyakarta. (Baca: Berniat Bom Kedubes Myanmar, Sigit Ditangkap)
"Untuk target yang dari Sleman, kebetulan istrinya usai melahirkan, jadi mungkin pas pulang untuk menjenguk dan ditangkap," kata juru bicara Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Anny Pudjiastuti kepada Tempo, Ahad, 11 Agustus 2013.
Sejumlah saksi mata di lokasi penangkapan menuturkan bahwa penangkapan dua terduga teroris itu berlangsung tak sampai 5 menit. Namun, pengintaian para anggota Densus tersebut diperkirakan sudah cukup lama. "Sejak sore, sekitar jam tujuh malam, sudah ada empat orang berpakaian preman saling memberitahukan kondisi lapangan lewat HT (handy talky) persis di depan hotel," kata Suwardi, penjual minuman di sekitar depan Hotel Inna Garuda kepada Tempo.
Mereka pun hanya duduk di atas motor bebek yang semuanya dijajarkan menghadap utara, persis pintu masuk hotel. Karena keberadaannya menghalangi parkir, juru parkir meminta motor para petugas polisi itu dimasukkan sekalian dalam barisan parkir.
"Hotel masih kondisi ramai," kata dia menirukan percakapan seorang petugas.
Warga dan wisatawan sekitar pun tak curiga. Sebab, tidak ada satu pun anggota Densus yang mengenakan seragam. "Juga tak satu pun yang tampak membawa senjata," kata dia. Malah, di antara anggota tersebut berlaku layaknya wisatawan, saling berfoto di dekat air mancur hotel, atau bercanda sehingga seolah tidak akan ada apa-apa.
Si saksi baru tahu kalau mereka adalah polisi saat mereka menangkap dua orang itu. Saat penangkapan itu, kata Suwardi, ada sekitar sepuluh petugas yang mengawal keduanya.
Ipul dan Bayu sendiri dikabarkan mulai datang ke parkiran depan Hotel Inna Garuda sekitar pukul 23.30 WIB. Keduanya berboncengan mengendarai sepeda motor bernomor polisi huruf awal AA dan hendak menuju hotel.
Namun, baru melewati pos keamanan, sekitar air mancur hotel tersebut, keduanya langsung dihadang dan disergap petugas berpakaian preman. Keduanya lantas dipaksa rebah dan tak melakukan perlawanan. Baru kemudian sejumlah warga khususnya para pedagang kaki lima dan tukang becak mulai mendekat untuk melihat peristiwa itu.
"Orang yang pertama itu langsung dipaksa rebah tidur ke tanah dan seluruh wajahnya ditutupi lakban," kata Suwardi. Sementara seorang lagi, yang perawakannya digambarkan sedikit tambun dan gempal, ditutupi lakban kepalanya dengan posisi berdiri dan tangan terikat. "Keduanya langsung dimasukkan Kijang Innova warna coklat berpelat R, habis itu suasana sepi lagi," kata dia.
Petugas keamanan Hotel Inna Garuda, Dony Y, mengatakan kedua orang yang ditangkap Densus 88 belum sempat masuk ke lobi hotel. "Ditangkap, dimasukkan mobil langsung pergi. Enggak sampai masuk," kata dia. Saat itu sejumlah tamu hotel di Inna Garuda sudah tak banyak yang berlalu lalang di depan hotel sehingga tak banyak tahu peristiwa itu.
Juru bicara Polda DIY Anny Pudjiastuti mengatakan penangkapan terduga teroris menjadi kewenangan penuh Densus 88. "Kami tidak mendapat perintah apa-apa terkait persoalan itu. Semuanya langsung oleh pusat, " kata dia. Ia pun tak mengetahui apakah masih ada target lain yang diburu Densus di Yogyakarta.(Baca: Pengamat: Bom Vihara Diduga Terkait Myanmar)
PRIBADI WICAKSONO
Topik Terhangat:
Arus Balik Lebaran | Ahok vs Lulung | Sisca Yofie | Penembakan Polisi | Bom Vihara Ekayana
Berita Terpopuler:
Mabes Polri: Ada yang Mengaku Pembunuh Sisca Yofie
Sebelum Tewas, Sisca Yofie Datangi Penjahit
5 Isi SMS yang Paling Buruk
Ditangkap, Sopir Koantas Terguling Mengaku Kernet
Sisca Yofie Mengaku Punya Butik