TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan pemerintah terus melakukan langkah antisipatif mencegah penyebaran virus corona pada calon jemaah haji yang akan berangkat September-November mendatang. "Kami terus berkoordinasi dengan badan kesehatan dunia (WHO) dan terus mengamati keadaan penyakit ini," kata Tjandra melalui pesan elektronik yang diterima, Selasa, 23 Juli 2013.
Menurut Tjandra, koordinasi terus dilakukan lantaran perkembangan penyebaran virus corona di Arab Saudi yang masih mungkin berubah dari waktu ke waktu. Tak hanya untuk jemaah haji, tindakan proaktif juga diperlukan untuk melindungi para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berada di sana. "Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI untuk melakukan pencegahan."
Di dunia internasional, Indonesia saat ini, kata Tjandra, punya akses lebih untuk lebih cepat mendapat info tentang perkembangan virus corona. Alasannya, dia, mewakili Indonesia, ditunjuk WHO sebagai satu dari 15 dunia untuk menjadi Emergency Committe yang mengkaji Corona MERS. Emergency Committe ini dibentuk WHO untuk kedua kalinya setelah membentuk Emergency Committe pertama ketika terjadi pandemi H1N1. Saat itu tak ada wakil Indonesia dalam komite.
Untuk persiapan haji, Kementerian Kesehatan, kata Tjandra, akan memberi pelatihan khusus pada para petugas kesehatan haji. Dalam pelatihan akan dimasukkan materi tentang virus corona. Sosialisasi pada para calon jemaah berupa pemasangan banner dan spanduk kewaspadaan terhadap virus corona juga terus dilakukan. "Kami juga menyediakan logistik seperti Alat Pelindung Diri (APD), kartu kewaspadaan kesehatan, disinfektan, dan obat-obatan."
Untuk berjaga-jaga, Kementerian juga sudah menyiapkan alat-alat thermal scanner. Namun, sesuai kesepakatan WHO, negara kawasan Asia Tenggara belum perlu mengaktifkan alat ini. Penggunaannya pun akan dievaluasi sewaktu-waktu.
Calon jemaah haji pun akan dipantau kesehatannya secara maksimal mulai saat keberangkatan juga saat kembali. Pada saat berangkat, calon jemaah haji akan diberi penyuluhan. Sedangkan pada saat kepulangan dari Arab Saudi akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan jemaah haji (K3JH) untuk pemeriksaan kesehatan berkala.
Untuk pencegahan dini sebelum berangkat, jemaah akan disosialisasikan ihwal perilaku hidup bersih sehat seperti makan bergizi, cukup istirahat. Jemaah juga diminta menggunakan masker di tempat keramaian dan selalu menutup mulut bila batuk atau berada di dekat orang yang batuk. Bila ada infeksi saluran napas berkepanjangan agar berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
IRA GUSLINA SUFA