TEMPO.CO, Bandung-Sebelum media massa mempersoalkan gaya Nazi di Soldatenkaffee Bandung, pro dan kontra pernah muncul dari para tamunya. Pemilik kafe, Henry Mulyana mengakui, beberapa pengunjung turis asing ada yang keberatan, namun ada juga yang setuju. "Yang datang ke sini tidak hanya orang lokal, tapi juga orang asing. Ada yang makan atau foto-foto saja," kata Henry di kafenya, Sabtu, 20 Juli 2013.
Henry tak menjelaskan rinci keberatan tamu asingnya soal gaya Nazi di tempatnya itu. Ia hanya menerangkan, gaya Nazi dan tema Jerman pada Perang Dunia II hanyalah sebagai pop culture atau seni kontemporer di kafenya. "Bukan ideologi, apalagi ekstrimisme dan rasialisme," ujarnya. (Baca juga: Pemilik Soldaten Kaffe Tak Terima Dituduh Pro Nazi)
Kafe itu berada di lantai 1 dari 4 tingkat bangunan rumah toko di Blok A 46 Pasirkaliki Hyper Square Bandung. Dibuka pada 2011, ruangan kafe dengan tembok bercat merah darah itu seluas kira-kira 50 meter persegi. Henry mendekorasinya dengan atribut, seperti pakaian tentara Jerman dan pasukan negara lain yang terlibat perang, peralatan perang, foto-foto Nazi, Adolf Hitler, serta bendera berlambang swastika.
Sesuai namanya, menurut Henry, kafe itu untuk para serdadu dan untuk mengangkat sejarah militer. Gagasan itu semata berawal dari hobinya terhadap sejarah Perang Dunia II. Walau namanya mirip kafe yang dibuat tentara Nazi di daerah taklukan, Henry membantah ingin meniru tempat itu. Kuliner yang ditawarkan seperti tertera di website kafenya, antara lain, Bird Ness, Butter Prawn, Curry Wurst, German Nachos, dan Spaghetti Marinara. Selain itu pesanan kue ulang tahun dan pernikahan.
Kini kafe itu telah bersih dari segala atribut bergaya Nazi dan Perang Dunia II. Sejak ditutup pada 18 Juli 2013 setelah ramai diberitakan media massa dalam dan luar negeri, yang tersisa kini hanya papan namanya saja. Bendera besar berlambang swastika yang berada di lantai atas kafe itu telah dilepas. "Kalau sudah dipojokkan, bagaimana usaha mau berjalan," dalih Henry. Pekerjanya yang berjumlah 4 orang kini menganggur bersama bosnya.
Baca juga:
ANWAR SISWADI
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Baca juga:
Aneka Kekerasan ala FPI
Diwawancarai Wartawan, Petugas Kebersihan Dimarahi
Ahok Tak Mau Gubris Pebisnis Fatmawati
Jika Jokowi Capres, Jakarta Bisa Terbengkalai