TEMPO.CO, Timika - Tim penyelamat PT Freeport Indonesia pada Sabtu, 18 Mei 2013, malam berupaya mengevakuasi enam pekerja yang sudah terlihat dari mulut terowongan. Namun, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Sutjipto, mengatakan, sebelum sempat dievakuasi, enam pekerja tersebut kembali tertimbun reruntuhan material lagi.
"Tadi saya dapat laporan ada enam yang terlihat, tetapi belum bisa dievakuasi karena masih ada runtuhan material di lokasi longsor," kata Rozik, Sabtu, 18 Mei 2013.
Sebanyak 200 anggota tim penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi 23 pekerja yang masih tertimbun material. "Harapannya enam pekerja ini bisa di evakuasi malam ini," kata Rozik.
Menurut Rozik, di Big Gossan ada lima ruang kelas. Empat ruang kelas tidak terkena longsor. "Hanya satu yang terkena longsor tepat di atas ruang kelas 11 itu," kata Rozik.
Rozik mengatakan ia sudah menemui keluarga para pekerja dan menuturkan seluruh proses evakuasi dan berbagai upaya yang bisa dilakukan PT Freeport Indonesia. Sebanyak lima dari 10 korban selamat saat ini masih menjalani perawatan.
Ruang Kelas 11 QMS Big Gossan dibangun 15 tahun lalu dan mulai dipergunakan pada tahun 2000. Ruangan yang terletak di bawah tanah ini, roboh Selasa lalu, dan membuat 38 pekerja tertimbun. Lima dari mereka dinyatakan tewas, dan 10 selamat. Sebanyak 23 orang masih terperangkap.
TJAHJONO EP
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
EDISI KHUSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah
Polisi Temukan 60 Rekening Aiptu Labora Sitorus
Polisi dengan Rekening Rp 1,5 Triliun Pernah Dibui
Ditetapkan Tersangka, Labora Sitorus Belum Ditahan