TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014 mendatang, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring meminta stasiun televisi dan media massa tetap independen. Ia juga meminta media tetap menjadi pihak yang netral dan profesional meskipun banyak pemilik media yang juga terjun ke dunia politis.
“Saya tahu ada beberapa pemilik stasiun televisi adalah aktivis politik, tapi jangan lah menggunakan medianya semata-mata untuk mengkampanyekan dan memanfaatkan partainya atau dirinya saja,” kata Tifatul usai breakfast meeting, di kantornya, Jakarta, Senin, 29 April 2013.
Ia mengimbau media, baik televisi atau cetak, tidak dicampuri oleh pemiliknya sehingga tidak menayangkan program-program siaran dengan tujuan tertentu terkait kampanye partai. Untuk masalah kampanye di media massa inilah, Tifatul menyatakan seluruh pemilik media harus tetap mematuhi peraturan yang sudah dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
“Kita berharap supaya suasana Pemilu 2014, baik legislatif maupun presiden, menghasilkan pimpinan nasional yang lebih baik dari hari ini,” ujarnya.
Selain imbauan tayangan menjelang Pemilu 2014, Tifatul juga mewanti-wanti penyelenggaraan televisi menyiarkan siaran yang lebih mendidik dan religius menjelang bulan Ramadan nanti. Penyelenggara televisi wajib menyaring siaran apa saja yang tidak sepatutnya ditayangkan selama bulan Ramadan, apalagi saat itu masyarakat muslim tengah menjalankan puasa.
“Puasa bukan saja menjaga dari makan dan minum, tapi juga penglihatan, penciuman, pendengaran. Bagaimana media bisa ikut mendidik bangsa ini supaya religius sehingga ada self control apa pun agamanya,” kata dia.
ROSALINA
Topik terhangat:
Gaya Sosialita | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga
Inilah Dinasti Politik Partai Demokrat
Susno Duadji Buron
Jika Susno Ditetapkan Buron, Kedaluwarsa 18 Tahun
Orang Miskin Dilarang 'Nyaleg'