TEMPO.CO, Malang--Sekitar dua ribu warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bermukim di Malang menggelar doa bersama di depan museum Brawijaya. Mereka mendoakan agar tercipta kedamaian dan jaminan keamanan bagi seluruh warga Negara. "Kami menyesalkan tindakan main hakim sendiri di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman," kata juru bicara masyarakat NTT di Malang, Muhammad Ali Akbar, Rabu 27 Maret 2013 malam.
Mereka menuntut agar aparat penegak hukum menangkap pelaku penembakan serta menghukum secara setimpal. Agar masyarakat mendapat jaminan keamanan, apalagi sampai saat ini kelompok bersenjata masih berkeliaran bebas. Jika dibiarkan, katanya, aksi kelompok bersenjata meresahkan dan mengancam keselamatan warga Negara.
Warga NTT menilai jika kelompok bersenjata terlatih dan profesional menyerang LP Cebongan secara terencana. Menurutnya, aksi penembakan itu membuktikan Negara gagal melindungi warga Negara. Aksi main hakim sendiri dengan senjata api, katanya, merupakan bentuk ancaman nyata terhadap demokrasi. Mereka juga meminta jaminan keamanan dan keselamatan.
Selama ini, katanya, warga NTT hidup berdampingan di perantauan. Mereka juga menghormati adat istiadat warga setempat. Terbukti, warga NTT di Malang hidup rukun bersama tanpa ada konflik. Bahkan, mereka akrab dan bergaul dengan berbagai etnis di tanah air. (Lihat juga: Ribuan Mahasiswa asal NTT Eksodus dari Yogya)
Forum komunikasi keluarga besar NTT berdiri di depan museum. Bergandengan tangan mereka mengenakan kaos dan celana serba hitam dan menyalakan lilin. Sebagai simbol duka cita atas kematian warga NTT yang menjadi korban penyerbuan LP Cebongan. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu daerah berjudul Flobamora.
Romo Andi Wibowo memimpin doa demi keselamatan warga NTT di perantauan. Mereka juga mendoakan agar pelaku penembakan tertangkap dan dihukum setimpal. Jumlah warga NTT di Kota Malang mencapai 35 ribu, mereka berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Serta bermukim dan bekerja di Malang.
Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Sabtu dinihari, 23 Maret, sekitar pukul 00.30 WIB. Sekitar 17 orang yang menerobos masuk penjara Cebongan mencari sasaran. Pelaku menggunakan baju sipil, berompi, bercelana panjang--sebagian bercelana jins, dan memakai penutup muka. (Baca juga: Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman dan Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman)
Adapun empat orang yang tewas diberondong peluru adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu ditahan. Keempatnya adalah tersangka penganiayaan yang menewaskan anggota Kopassus, Sersan Satu Santoso. Cek info serangan 'profesional' di penjara Cebongan Sleman.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Begini Tahanan LP Sleman Dipilah Penembak
Eyang Subur 'Diserbu' Mantan Pengikutnya
Penyerangan LP Sleman, 'Hidup Kopassus'
Tahanan Cebongan Sleman Dipaksa Tepuk Tangan
Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo