TEMPO.CO, Jayapura - Permukaan air Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, beberapa hari ini meluap setinggi hampir dua meter. Akibatnya, sejumlah rumah yang dibangun di sepanjang tepi danau terendam air. "Kami kaget, tiba-tiba lantai rumah sudah dimasuki air danau," kata Albert, salah satu warga Kampung Netar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu, 27 Maret 2013.
Penjabat Gubernur Provinsi Papua Constant Karma mengatakan, berdasarkan penelitian para ahli geologi dari Universitas Diponegoro, air Danau Sentani meluap akibat fenomena alam yang biasa disebut banjir bawah tanah. "Ini terjadi akibat patahan di perut bumi. Sehingga air di bawah tanah meluap dan masuk ke dalam danau," katanya kepada wartawan di Kota Jayapura, Rabu, 27 Maret 2013. Luapan ini merendam 1.300 rumah warga yang ada di sepanjang pinggir Danau Sentani.
Fenomena bertambahnya air Danau Sentani menyebabkan debit air naik melampaui batas normal. Setelah diteliti, ada banjir air tanah yang masuk ke Danau Sentani. Ini artinya ada saluran air di dalam bumi ini. "Dari wadah air yang besar masuk ke Danau Sentani. Ada 20 kilometer patahan, akhirnya keluarkan air sebanyak 1 juta meter kubik. Jelas itu besar sekali yang menyebabkan air danau itu naik," kata Constant.
Menurut Constant, Danau Sentani letaknya di wilayah pesisir utara Papua. Di daerah ini terdapat air bawah tanah yang cukup besar, disebut dengan cekungan air bawah tanah Waren Demta. "Kejadian seperti ini pernah terjadi pada 1950 dan 1960-an. Patahan perut bumi terjadi akibat adanya gempa dan intensitas hujan yang terjadi secara terus-menerus dalam jumlah besar," ujarnya.
Sehingga, kata Constant, para ahli memprediksi debit air Danau Sentani akan turun dengan sendirinya dalam jangka waktu tiga bulan ke depan. "Jadi dilarang ada pengerukan, agar tidak terjadi luapan air yang semakin besar, sebab hal ini fenomena alam. Sudah ada Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011, yang melarang eksplorasi terhadap air bawah tanah. Volume air bawah tanah cukup besar, sekitar 247 kali dibanding volume air Danau Sentani," katanya.
Naiknya air Danau Sentani ini tak menimbulkan korban jiwa. Namun kerugian materiil diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Pemerintah Provinsi Papua telah memberikan bantuan sebesar Rp 2 miliar untuk penanganan darurat musibah meluapnya air Danau Sentani. "Dana ini diperuntukkan merelokasi sementara 900 rumah warga yang tinggal di pinggiran Danau Sentani. Sedangkan 400 rumah lainnya ditangani Pemerintah Kabupaten Jayapura," kata Constant.
CUNDING LEVI
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Lainnya:
Firasat Buruk Pemindahan Tahanan Lapas Sleman
Penyerangan LP Sleman Terencana, Ini Indikasinya
BIN: Senjata Penyerang LP Sleman Bukan Standar TNI
Siapa Tak Trauma Lihat Serangan Penjara Sleman