TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) akan menggelar aksi menuntut mundurnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kami akan memusatkan aksi di depan Istana Presiden," kata anggota Presidium MKRI Erwin Usman di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2013.
Erwin mengatakan aksi tersebut akan diramaikan oleh simpatisan dari 17 provinsi. Aksi ini sudah disiapkan sejak empat bulan lalu. Menurutnya, unjuk rasa pada Senin mendatang itu hanya awal dari serangkaian unjuk rasa selanjutnya.
Ia membantah aksi yang dilakukan pekan depan adalah upaya mengkudeta Presiden SBY. Erwin mengakui bahwa MKRI tak punya cukup kekuatan untuk melakukan kudeta Presiden. Aksi tersebut dilakukan semata-mata untuk mendorong pergantian pemerintah melalui percepatan pemilihan umum.
Ada lima tuntutan yang diusung MKRI. Pertama, MKRI meminta pemerintah menasionalisasi tambang minyak dan gas. Kedua, turunkan harga kebutuhan pokok. Ketiga, menghentikan keran impor kebutuhan pokok. Keempat, tuntaskan kasus korupsi, terutama yang dekat dengan lingkaran Istana. Kelima, menghentikan konflik agama, suku, dan ras.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara, Marciano Norman, mengatakan institusinya telah mengetahui rencana sejumlah kelompok yang bakal melakukan aksi unjuk rasa pada 25 Maret 2013. "Tuntutannya menurunkan presiden," kata Marciano, Selasa kemarin.
Baca juga:
Namun, Erwin memastikan unjuk rasa pada 25 Maret mendatang akan dilakukan dengan damai. Ia yakin aksi yang dilakukan oleh MKRI didukung banyak elite politik. "Kalau tidak didukung, kami tidak yakin maju," katanya.
ANANDA BADUDU
Berita Terpopuler:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer
Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan
Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden