TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengapresiasi kebijakan Presiden Venezuela Hugo Chavez yang prorakyat. Dia mengatakan, Indonesia perlu meniru program Chavez selama memimpin negeri kaya minyak itu.
“Masyarakat di sana, yang awalnya tinggal di perkampungan kumuh, diberikan apartemen yang layak oleh pemerintah,” kata Budiman, Rabu, 6 Maret 2013. Saat berkunjung ke Venezuela beberapa tahun lalu, Budiman menyempatkan diri untuk melihat apartemen bersubsidi itu.
Selain perumahan, ada juga program kesehatan di setiap desa. “Kalau di sini seperti puskesmas, tetapi fasilitasnya lebih lengkap,” ucap Budiman. Ia mengatakan, untuk menangani penyakit ringan, pusat kesehatan menugaskan dokter lokal, sedangkan penyakit berat ditangani dokter dari Kuba.
Mengapa Kuba? “Venezuela melaksanakan kebijakan barter. Minyaknya sebagian disalurkan ke Kuba,” kata Budiman.
Venezuela juga melakukan barter dengan negara lain untuk menjalankan program di dalam negerinya. Budiman mencontohkan, Venezuela melakukan barter dengan Spanyol, Iran, Cina, Malaysia, bahkan Amerika Serikat.
Khusus Amerika Serikat, barter tidak dilakukan antarpemerintah. “Saya dengar Venezuela bekerja sama dengan yayasan milik keluarga Kennedy untuk menyuplai minyak bagi keluarga miskin di Amerika,” ujar Budiman.
Sekalipun mantan aktivis ini mengidolakan Chavez, namun ia juga mengkritik masa jabatan Chavez dalam memimpin Venezuela. “Seharusnya mengikuti kebijakan demokratis, tidak lebih dari dua kali masa jabatan,” kata Budiman. Sebelum wafat, Chavez memimpin Venezuela selama 14 tahun.
Setelah dua tahun berjuang melawan kanker paru-paru, Chavez akhirnya meninggal pada usia 58 tahun, Selasa, 5 Maret 2013, di Caracas, Venezuela. Chavez satu-satunya presiden yang berani melontarkan umpatan terhadap Presiden Amerika Serikat George W. Bush dalam forum resmi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa September 2006.
SATWIKA MOVEMENTI
Baca juga:
Begini SMS Antara Yuni Shara dan Polisi Soal Raffi
Krisdayanti: Yuni Kecewa Atas Tuduhan Itu
Cerita Mahfud MD, Taufik Kemas, dan Jam Rolex
Dituding Terima Dana Century, Hatta Kontak Timwas
Menkopolhukam: Pembubaran Densus 88 Berlebihan