TEMPO.CO, Yogyakarta - Beberapa malam ini, kondisi udara di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat gerah. Di siang hari, jika tidak hujan suhu udara mencapai 27-30 derajat Celsilus. Pada malam hari suhu udara mencapai 31-32 derajat Celsius. Sedangkan pada dinihari mencapai 23 derajat Celsius.
"Jika malam hari gerah, bumi melepaskan panas, tetapi masih banyak awan seperti selimut panas," kata anggota staf Data dan Informasi, Stasiun Geofisikan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta, Sigit Hadiprakoso, Ahad, 10 Februari 2013.
Musim hujan yang terjadi saat ini juga akan berakhir lebih awal daripada waktu normalnya. Kondisi cuaca di Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir ini terpantau cerah dan panas. Hal itu disebabkan bulan Februari ini yang seharusnya masih dilewati angin muson Asia, yaitu angin dari arah barat, mulai berkurang. Namun, justru berganti angin dari arah tenggara, yaitu angin muson Australia. Pergantian pola angin ini mengakibatkan berkurangnya curah hujan, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia menambahkan, perubahan pola angin ini diketahui pada awal bulan Februari. Kelembapan udara akan berkurang. Musim hujan pun akan lebih pendek daripada yang diperkirakan, yaitu selesai pada April, bukan Mei. "Puncak musim hujan sudah terjadi pada Januari lalu," kata dia.
Pergantian pola angin ini berdampak yang paling signifikan di sektor pertanian. Tamaman yang banyak membutuhkan air akhirnya kekurangan air. Maka sistem irigasi diperbaiki untuk cadangan air pertanian.
Menurut Kepala Seksi Pengendali Mutu Tanaman, Dinas Pertanian Peternakan, dan Kehutanan, Kabupaten Sleman, Sugiyanto, untuk mengantisipasi gagal panen akibat berakhirnya musim hujan lebih awal, para petani harus melakukan pola tanam baru. Yaitu berupa penggunaan botol plastik air mineral yang diisi air dengan ditanam sedalam 10 sentimeter di dekat tanaman. Botol air itu dilubangi sebesar paku dan dapat menyimpan air untuk kebutuhan tanaman hingga seminggu lamanya. Ini khusus pertanian nonpadi. "Harus selalu dipantau ketersediaan airnya. Jika habis maka bisa diisi lagi," kata dia.
MUH SYAIFULLAH