TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya akan mengumumkan hasil investigasi kecelakaan Sukhoi Superjet-100 besok, Selasa, 18 Desember 2012. "Besok pihak Rusia akan diwakili oleh Duta Besar Mikhail Y. Galuzin," kata Atase Pers Kedutaan Rusia untuk Indonesia, Dmitry Solodov, melalui pesan pendek kepada Tempo, Senin, 17 Desember 201.
Menurut KNKT, hasil investigasi Sukhoi tersebut kini sudah siap dipublikasikan. "Semuanya sudah selesai," ujar Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri. Ia mengatakan tanggapan dari Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat juga sudah diterima. Ada tahapan yang harus dilakukan sebelum mengumumkan hasil investigasi itu kepada masyarakat. Setelah investigasi selesai, KNKT melaporkannya kepada Rusia, Eropa, serta Amerika Serikat, selain kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. "Yang pasti, laporan kami sampaikan kepada Rusia karena pesawat itu buatan Rusia," ujarnya.
Karena pesawat menggunakan mesin buatan Eropa serta komponen-komponennya dari Amerika Serikat, KNKT juga akan melaporkan hasil investigasi kepada pihak Eropa dan Amerika Serikat. Begitu hasil penyelidikan kecelakaan tersebut ditanggapi oleh Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat, hasil investigasi segera dipublikasikan.
Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan oleh Sukhoi Aircraft, bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Amerika Serikat dan Eropa. Di antaranya Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace, dan Honeywell.
Pesawat ini masuk kelas armada rute jarak menengah dengan kapasitas penumpang kurang dari 100 orang. Jarak yang mampu diarungi yakni antara 3.048 kilometer hingga 4.578 kilometer dengan ketinggian 12.200 meter di atas permukaan laut.
Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di Gunung Salak pada Mei silam. Saat hilang, diketahui pesawat berada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik Lintang Selatan dan 106.43 menit 15 detik Bujur Timur. Pesawat hilang kontak sekitar pukul 14.33 setelah mengudara selama 30 menit pada Rabu, 9 Mei 2012.
MARIA YUNIAR