TEMPO.CO, Malang - Ulang tahun aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib alias Munir diperingati para sahabat almarhum lewat pergelaran seni dan budaya di Alun-alun Kota Batu, 2-3 Desember 2012.
Menurut Suciwati, istri Munir, lebih dari sekadar memperingati ulang tahun, kegiatan itu ditujukan untuk memperingati sewindu kematian Munir akibat diracun dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam pada 7 September 2004. Bila masih hidup, Munir kini berusia 47 tahun pada 8 Desember nanti.
“Lewat acara itu, kita ingin mengingatkan janji pemerintah untuk mengusut tuntas kasus Munir sampai otaknya tertangkap,” kata Suciwati, istri Munir, kepada Tempo, Sabtu petang, 1 Desember 2012. Masyarakat, kata dia, akan terus menagih janji itu dengan cara-cara kreatif, termasuk lewat kegiatan seni dan budaya.
Rangkaian acara dimulai dengan berziarah ke makam Munir di Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu. Sahabat Munir akan berkumpul di alun-alun besok pagi pukul 08.00, lalu ke makam pukul 08.30. Setelah itu balik ke alun-alun lagi untuk meneruskan kegiatan.
Kegiatan itu berasal dari ide bersama para aktivis HAM yang tergabung dalam Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Imparsial, Komite Solidaritas untuk Munir (Kasum), serta kalangan seniman dan budayawan.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Kontras Usman Hamid, kegiatan bertajuk “Menafsir Munir Menolak Lupa” itu untuk mengenang jasa besar Munir di bidang HAM agar generasi muda terus mengingat, mengetahui, dan mengambil inspirasi dari Munir.
Sejumlah seniman Yogyakarta; seperti Butet Kartaredjasa; Djaduk Ferianto; Nasirun; dan Djoko Pekik; serta musikus Ibu Kota Jakarta, seperti Glenn Fredly, Melanie Subono, dan Oppie Andaresta; ikut tampil.
Budayawan sekaligus pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad, dijadwalkan akan turut hadir menyemarakkan acara. Selain Goenawan, hadir pula budayawan Romo Sindhunata, Arswendo Atmowiloto, sosilog Thamrin Amal Tamagola, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saifuddin.
ABDI PURMONO