TEMPO.CO, Bima - Bentrok antarwarga dua kelurahan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pecah pada Senin siang, 26 November 2012. Sedikitnya 13 warga terkena lemparan batu dan anak panah serta peluru senapan angin.
Bentrok antara warga Kelurahan Sumbawa dan Kelurahan Tanjung di Kecamatan Rasanae Barat itu terjadi pukul 10.30 waktu setempat. Tidak jelas siapa yang memulai. Kedua kelompok warga saling serang di area tapal batas kedua kelurahan. Mereka saling serang menggunakan batu, senapan angin, panah, dan tombak.
Sejumlah personel kepolisian dari Polresta Kota Bima yang berusaha melerai tak mampu berbuat banyak. Massa tetap saling serang. Begitu pula imbauan kepala kelurahan agar warganya mundur dan membubarkan diri tak diindahkan. Jalanan yang menuju Pasar Raya Bima dan menuju pelabuhan menjadi medan pertempuran.
Saling serang kedua kelompok warga berlangsung sekitar dua jam. Polisi dan TNI turut berusaha menenangkan massa. Pendekatan persuasif sekitar setengah jam akhirnya membuahkan hasil dan massa kedua belah pihak mundur, meski masih saling lempar.
Situasi keamanan berangsur normal hingga menjelang pukul 13.30, setelah puluhan polisi dari Polres Bima tiba di lokasi. Mereka langsung dikerahkan untuk menjaga perbatasan kedua wilayah guna menghindari terjadi bentrokan susulan. Polisi saat ini masih menyelidiki pemicu pasti terjadinya bentrokan dua warga kelurahan yang bertetangga ini.
Adapun sejumlah warga yang dilaporkan terluka kini mendapat perawatan di rumah masing-masing karena lukanya tidak serius. "Bentrok antarwarga ini sebenarnya merupakan lanjutan bentrok Jumat pagi," ujar seorang polisi.
Kepala Kesbanglinmas Kota Bima M. Nur mengatakan malu karena warganya terlibat bentrokan. "Saya kelahiran di sini, jadi saya malu kalau keluarga saya bentrok," katanya di lokasi kejadian.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bima, Ajun Komisaris Besar Kumbuk K.S. menyatakan bentrok antarwarga di Rasanae Barat tidak menimbulkan banyak korban. "Iya, ada bentrokan. Tidak ada korban, hanya ada beberapa orang terluka kena batu," kata Kumbul.
Kumbul sendiri masih belum mengetahui secara pasti penyebab awal dari bentrokan tersebut. Saat ini anggota Kepolisian Resor Kota Bima masih disiagakan di lokasi dan sekitarnya untuk menjaga keamanan dan menghindari bentrokan lanjutan. "Situasi sudah dapat dikendalikan," katanya.
Bentrok antarwarga ini dikabarkan sempat menyebabkan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi lumpuh. Sejumlah kios dan tempat usaha di sana ditutup sementara untuk menghindari dampak dari bentrok para pemuda tersebut.
Puluhan warga Tanjung muncul dan meletuskan senjata rakitan ke arah warga Kelurahan Sumbawa di atas jembatan, yang memisahkan kedua kelurahan tersebut, sekitar pukul 11.00 Wita. Kelompok pemuda ini juga dikabarkan berusaha membakar beberapa kios dan sepeda motor yang terparkir di lokasi.
AKHYAR M NUR