TEMPO.CO , Jakarta: Setelah berebut menangani kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM, kini polisi dan KPK bersaing menyidik kasus dugaan korupsi dalam pengadaan vaksi flu burung.
Selasa 7 Agustus 2012, polisi menggeledah sejumlah tempat dalam kaitan dengan proyek vaksin flu burung. Proyek beranggaran tahun jamak itu memang beraroma korupsi. KPK sudah menyelidikinya sejak Mei tahun 2011 lalu, sementara Mabes Polri baru masuk lima bulan lalu.
Pemenang tender pengadaan vaksin flu burung di Kementerian Kesehatan ini adalah salah satu perusahaan di grup Permai, milik politikus Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Ada dugaan, salahsatu perusahaan itu pernah dijual pada Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Inilah proyek yang jadi bancakan itu:
Nama proyek:
Pekerjaan Pengadaan Peralatan Pembangunan Fasilitas Produksi, Riset, dan Alih Teknologi Vaksin Flu Burung
Lokasi:
1. Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
2. PT Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung
3. Laboratorium di Surabaya
Anggaran:
Rp 2,25 triliun, terealisasi Rp 926,2 miliar (41,1 persen)
- 2008: Rp 194,5 miliar (realisasi 73,9 persen)
- 2009: Rp 797,3 miliar (realisasi 38,9 persen)
- 2010: Rp 656,2 miliar (realisasi 72 persen)
- 2011: Rp 604,3 miliar (realisasi nol persen)
Pemenang Proyek:
1. PT Anugrah Nusantara.
Lingkup pekerjaan: pembangunan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung Nilai: Rp 718,8 miliar
Tanggal kontrak: 12 Desember 2008
Catatan: Pada Maret 2007, M. Nazaruddin menjual 30 persen sahamnya ke Anas Urbaningrum.
2. PT Pembangunan Perumahan dan PT Exartech Technologi.
Lingkup pekerjaan: system connecting dan chicken breeding
Nilai: Rp 663,4 miliar
Catatan: PT Exartech juga digunakan Nazaruddin untuk membeli saham PT Garuda
Dugaan Kerugian Negara:
- Laporan BPK kepada DPR pada Juni 2012 menyebutkan potensi kerugian mencapai Rp 693,3 miliar.
- BPK menemukan tiga masalah:
1. Peralatan dan gedung fasilitas produksi vaksin untuk manusia di PT Bio Farma serta chicken breeding belum berfungsi.
2. Sebagian besar peralatan untuk Bio Farma belum terpasang, terbengkalai, dan tersebar di sejumlah gudang.
3. Sebagian peralatan riset di Universitas Airlangga tidak bisa digunakan untuk menunjang kegiatan riset.
Pengusutan:
- Pengusutan oleh KPK dimulai Mei 2011.
- Pengusutan oleh polisi April 2012.
EVAN (PDAT) | SUKMA
Berita Terpopuler:
Dukung Jokowi, Jusuf Kalla Dinilai Tak Elegan
Ide Yusril Soal Kasus Simulator SIM Bikin Bingung
Robert Pattinson dengan Gadis Mabuk di Bar
''Rayuan'' Fauzi ke Komunitas Tionghoa Tak Efektif
Kekasih Anda Ternyata Gay? Kenali dari Matanya
Bos KPK Diam-diam Temui Kapolri pada Senin Malam
Mengenal Suku Hakka Pendukung Fauzi Bowo
Pangeran William Takut Kepergok Menciumi Kate
Setelah Kemeja dan Boneka, Kini Jilbab Kotak-Kotak
Pertemuan KPK-Polri Berakhir Buntu