Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Ambon Diduga Dibiarkan Terjadi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Titian Perdamaian (ITP), dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) melihat adanya kecenderungan kuat konflik di Ambon dibiarkan. Kesimpulan ini diambil setelah sebelumnya ITP melihat ada dialog antara masyarakat dan Pangdam dan Wakil Polres Ambon beberapa jam sebelum terjadi kerusuhan tanggal 25 April. Menurut Ichsan Malik, Direktur ITP yang kebetulan membuat rekaman film tentang Ambon (24/4), pada diskusi hari ini (30/4), awalnya kerusuhan terjadi di satu kantong (empat titik) di Kota Ambon. Tetapi secara tiba-tiba konflik meluas ke beberapa titik setelah munculnya jargon atau kata-kata yang bernuasa sangat nasionalis, seperti NKRI harga mati. Konflik menjadi meluas setelah tidak ada penanganan yang efektif dan koordinasi yang baik antara TNI, Polri, dan gubernur. "Awalnya kerusuhan hanya berupa lemparan batu, tetapi situasi kemudian menegang dengan adanya statement seperti tembak di tempat yang dilanjutkan dengan kebakaran," ujar Ichsan saat penayangan rekaman video Ambon di gedung LIPI.Selain adanya pembiaran, baik dari pemerintah, TNI, maupun Polri, kata Ichsan, konflik muncul karena pemerintah tidak becus menangani situasi Ambon pascakonflik. Seperti penegakan hukum masih tumpul, komunikasi politik antar masyarakat tidak jalan dan sejumlah agenda penanganan massa konflik terbengkalai. Padahal pascakonflik sangat penting, tetapi pemerintah lebih mengutamakan mengamankan pelaksanaan pemilu. Ketiga institusi menyesalkan adanya pengaitan antara Font Kedaulatan Maluku (FKM)/ Republik Maluku Selatan (RMS) dan NKRI terhadap terjadi konflik di Maluku. Menurut mereka sebaiknya FKM/RMS jangan dikaitkan dengan kelompok Kristen yang berhadapan dengan NKRI yang dikaitkan sebagai kelompok muslim. Mereka meminta pemerintah maupun aparat yang berwenang segera menjelaskan siapa yang disebut kelompok pendukung FKM/RMS dan NKRI di Ambon yang dianggap sebagai pemicu munculnya konflik. "Dua tahun situasi sudah kondusif setelah pascakonflik, tetapi justru meledak pada 25 April yang dibarengi dengan munculnya istilah-istilah NKRI dan lain-lain yang bersifat nasionalis," ujar Ichsan.Ketiga Institusi ini juga menyesalkan sikap media massa lokal Ambon yang ikut memperpanas suasana. Media lokal dianggap sebagai salah satu penyulut konflik karena sering mengangkat isu-isu sensitif yang menggugah rasa nasionalisme masyarakat setempat. Tetapi bagaimanapun ketiga institusi ini berpendapat bahwa munculnya konflik di Ambon karena didalangi pihak tertentu di Jakarta serta adanya agenda besar yang akan berlangsung (pemilu presiden). "Patut diduga agenda pemilihan presiden membawa pengaruh," kata Ichsan. Dengan munculnya konflik ini, ketiga institusi meminta pencegahan masuknya kelompok-kelompok bersenjata/milisi dari luar Maluku terutama yang mengatasnamakan simbol-simbol agama atau alasan untuk mencegah separatisme. Pemerintah pusat diminta untuk lebih bersikap profesional dan lebih mengutamakan perbaikan pascakonflik. Menurutnya, perbaikan pascakonflik jauh lebih rumit dan kompleks disebabkan hancurnya sistem yang ada. Pemerintah juga harus belajar menangani kejadian yang luar biasa dan yang lebih penting munculnya pernyataan-pernyataan seperti NKRI dan RMS jangan dikaitkan dengan agama, seperti NKRI kelompok Islam dan RMS sebagai kelompok Kristen. Pemerintah benar-benar ingin menyelesaikan konflik di Ambon sebaiknya tidak hanya mementingkan keamanan tetapi juga menjalankan birokrasi dan kemanusiaan secara serentak. Sunariah - Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

AJI Kota Semarang dan PWI Jawa Tengah Somasi Pj Gubernur Jawa Tengah

21 hari lalu

Kelompok Jurnalis melakukan aksi damai di Taman Aspirasi, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Aksi tersebut dilakukan terkait kasus kekerasan terhadap Jurnalis saat melakukan peliputan demonstrasi pada 24 September lalu di depan Gedung DPR RI dan di sejumlah daerah lainnya. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
AJI Kota Semarang dan PWI Jawa Tengah Somasi Pj Gubernur Jawa Tengah

Somasi dilayangkan AJI dan PWI lantaran ajudan Pj Gubernur Jateng diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap jurnalis JPNN.


AJI Ternate Kecam Aksi Petugas Keamanan KPU Maluku Utara yang Intimidasi Jurnalis

38 hari lalu

Ilustrasi: Seorang jurnalis foto mengangkat plakat dalam rapat umum untuk kebebasan pers di Quezon City, Filipina, 15 Februari 2019. REUTERS/Eloisa Lopez
AJI Ternate Kecam Aksi Petugas Keamanan KPU Maluku Utara yang Intimidasi Jurnalis

AJI Ternate menilai sikap arogansi dan intimidasi yang ditunjukkan tiga petugas keamanan KPU melanggar UU Pers


AJI dan LBH Pers Desak Kepolisian Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

3 September 2024

Kerusakan yang terjadi di kaca mobil jurnalis Tempo.
AJI dan LBH Pers Desak Kepolisian Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

Teror ini merupakan teror yang kedua kalinya dialami oleh wartawan Bocor Alus Tempo.


11 Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Aparat Saat Liput Demo Kawal Putusan MK, AJI: Pelanggaran Serius

25 Agustus 2024

Polisi menendang peserta aksi demonstrasi Kawal Putusan MK di Gedung DPR RI, 22 Agustus 2024. Foto: TEMPO
11 Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Aparat Saat Liput Demo Kawal Putusan MK, AJI: Pelanggaran Serius

Jurnalis yang mengenakan atribut pers dan identitas pembeda di lokasi demonstrasi tetap saja menjadi sasaran amuk aparat keamanan.


Dewan Pers Desak Propam Polri Usut Kekerasan Aparat terhadap Jurnalis saat Aksi Tolak RUU Pilkada

24 Agustus 2024

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu saat memberikan keterangan pers soal RUU Penyiaran di Gedung Dewan Pers, Selasa, 14 Mei 2024. Dewan Pers bersama konstituen menolak beberapa aturan baru dalam draf Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang tengah dibahas Badan Legislasi DPR. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dewan Pers Desak Propam Polri Usut Kekerasan Aparat terhadap Jurnalis saat Aksi Tolak RUU Pilkada

Dewan Pers meminta segera penyelidikan internal untuk memberikan keadilan bagi para jurnalis yang menjadi korban saat meliput demo pada 22 Agustus 2024.


AJI Semarang Kecam Represi Aparat ke Peserta Aksi Tolak Revisi UU Pilkada

23 Agustus 2024

Polisi menembakkan water canon untuk membubarkan aksi mahasiswa gabungan dari berbagai kampus di Semarang saat menentang Revisi Undang Undang Pilkada di kantor DPRD Jawa Tengah di Semarang, Kamis 22 Agustus 2024. Polisi membubarkan aksi mahasiswa yang memaksa masuk untuk menduduki kantor DPRD Jawa Tengah. Tempo/Budi Purwanto
AJI Semarang Kecam Represi Aparat ke Peserta Aksi Tolak Revisi UU Pilkada

AJI mencatat ada 18 korban atas represi yang dilakukan aparat keamanan saat unjuk rasa tolak revisi UU Pilkada.


Berbagai Pihak Terus Desak Polisi Usut Tuntas Aksi Perusakan Mobil Jurnalis Tempo

13 Agustus 2024

Polisi dari Kepolisian Resor Jakarta Selatan melakukan olah tempat kejadian perkara perusakan mobil wartawan Tempo, Hussein Abri Dongoran, 6 Agustus 2024.
Berbagai Pihak Terus Desak Polisi Usut Tuntas Aksi Perusakan Mobil Jurnalis Tempo

Berbagai pihak desak polisi usut tuntas aksi perusakan mobil oleh orang tak dikenal terhadap jurnalis Tempo dan host Bocor Alus Hussein Abri Dongoran.


Gelar Perayaan Ulang Tahun ke-30, AJI Soroti Disrupsi Media dan Menguatnya Otoritarianisme

11 Agustus 2024

Otoritarianisme dan Demokrasi Prosedural
Gelar Perayaan Ulang Tahun ke-30, AJI Soroti Disrupsi Media dan Menguatnya Otoritarianisme

AJI menyebut jurnalis membutuhkan ketangguhan dalam menghadapi dua persoalan aktual, yakni disrupsi media dan otoritarianisme.


HUT AJI ke-30, Podcast Bocor Alus Politik Tempo Terima Udin Award

9 Agustus 2024

Tangkapan layar host Bocor Alus Politik. FOTO/youtube
HUT AJI ke-30, Podcast Bocor Alus Politik Tempo Terima Udin Award

Juri menyebut siniar Bocor Alus Politik berani memberitakan isu-isu sensitif yang berdampak pada kepentingan publik.


Jejak 3 Dekade AJI Melawan Kekerasan Terhadap Jurnalis

7 Agustus 2024

Anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung melakukan unjuk rasa memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia di Bandung, Jawa Barat. (3/5). Mereka mendesak aparat segera mengungkap kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis yang masih menggantung. TEMPO/Aditya Herlambang
Jejak 3 Dekade AJI Melawan Kekerasan Terhadap Jurnalis

Sudah 3 dekade lamanya Aliansi Jurnalis Independen atau AJI berdiri. Lahirnya AJI sebagai bentuk perlawanan akibat Orde Baru yang membredel media.