TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Search and Rescue Nasional, Marsekal Madya Daryatmo menduga kuat kotak hitam Sukhoi Super Jet 100 berada di bagian ekor pesawat. "Saya hanya menduga, tidak memastikan. Saya memiliki keyakinan bahwa blackbox ada di ekor pesawat. Umumnya seperti itu," kata dia kepada wartawan di lapangan udara Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad sore, 13 Mei 2012.
Menurut dia, dugaan itu berdasar pola pesawat pada umumnya. "Saya kan penerbang, tahu kalau blackbox itu di ekor pesawat. Besok perkara dibuka enggak ada, lain persoalan," ia melanjutkan.
Namun, menurut Daryatmo, tidak mudah untuk sampai ke lokasi serpihan ekor tersebut. "Untuk mencapai ekor pesawat itu tidak mudah. Hari ini saya tunggu sampai sore tpi ternyata tidak sampai. Sudah semakin malam begini," ia menerangkan. Jarak anggota Tim SAR dengan bagian ekor juga terbilang jauh. "Kira-kira 300 meter," ujar dia.
Ia berharap dapat segera mengambil puing pesawat yang besar. Sebab, anggota Tim SAR sudah berada semakin dekat dengan puing tersebut. "Saya pengin semuanya (diambil). Karena, tim kami sekarang sudah berada di bawah, di jurang yang paling bawah, dekat dengan puing-puing pesawat yang kami anggap lebih besar," katanya.
Blackbox atau kotak hitam menyimpan rekaman percakapan dalam pesawat. Kotak yang sebenarnya berwarna oranye ini menjadi salah satu harapan membuka misteri jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 pada 9 Mei lalu. Ketika itu, pesawat lepas landas dari Halim pukul 14.12 WIB. Tetapi, pukul 14.33 WIB, setelah minta izin menurunkan ketinggian, kontak dengan pesawat bermuatan 45 orang ini terputus. Sehari setelahnya, serpihan pesawat buatan Rusia tersebut ditemukan di tebing Gunung Salak.
ATMI PERTIWI