TEMPO.CO, Kediri - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Hadiatmoko, memastikan ledakan yang terjadi di Jalan Supersemar Kediri bukan bom. Diduga ledakan tersebut berasal dari tabung gas yang bocor.
Kapolda yang datang ke lokasi ledakan mengatakan hasil pemeriksaan sementara tidak menunjukkan adanya bahan peledak. Polisi justru menemukan adanya bekas kebocoran tabung gas di bagian dapur. Gas tersebut menyambar dispenser yang terhubung dengan listrik hingga memercikkan bunga api. "Tidak ada bom di sini," katanya usai berdiskusi dengan tim Jihandak Brimob, Jumat, 6 April 2012.
Kapolda juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh korban berada di ruangan yang berbeda saat tabung gas tersebut meledak. Saat ini polisi masih menunggu tim labfor Polda untuk menyelidiki bahan kimia lain di rumah itu yang bisa menyebabkan ledakan.
Ledakan tersebut, kata Kapolda, menjadi sangat kuat karena kondisi rumah yang tertutup rapat. Desain rumah yang rapat dengan dapur yang tersekat dalam sebuah ruangan membuat kebocoran gas sulit terpapar. Akibatnya hampir seluruh perabotan rumah hancur. Begitu juga sebagian plafon dan genteng runtuh.
Kapolda juga menegaskan ledakan tabung gas tersebut sama sekali tidak terkait dengan perayaan Paskah yang sedang diikuti umat Kristiani. Kapolda menjamin keamanan mereka dalam beribadah dengan mengerahkan 14.000 personel di wilayah Jawa Timur. "Sampai tadi malam pelaksanaan Paskah masih aman," ujarnya.
Sebuah ledakan mirip bom menghancurkan rumah Muhadi, warga di Jalan Supersemar Nomor 235 Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jumat dini hari pukul 02.00 WIB. Suara ledakan di rumah Muhadi yang bekerja sebagai sopir tersebut terdengar hingga radius 1 kilometer dan membuat panik sebagian warga yang sedang merayakan Paskah.
HARI TRI WASONO