TEMPO.CO, Garut -Meski usianya sudah setahun lebih satu bulan, berat badan anak asal Garut ini hanya 5,5 kilogram saja. Raihan, nama Balita itu kini dirawat di Rumah Sakit Umum Garut.
Sopiah, orang tua Raihan mengatakan anak bungsunya itu menderita panas, diare dan nafsu makannya berkurang pada usia 4 bulan. "Setalah kejadian itu berat badannya pun terus turun hingga kecil seperti ini," katanya saat ditemui di rumah sakit Selasa 31 Januari 2012.
Sebelum dibawa ke Garut, Raihan sempat dirawat di puskesmas Pameungpeuk. Namun tidak ada perubahan hingga akhirnya di rujuk ke Garut. Pada saat dibawa ke RSUD Garut, berat badan Raihan hanya 5 kilogram. Setelah dirawat selama dua pekan, berat badannya hanya naik setengah kilogram menjadi 5,5 kilogram. Padahal idealnya berat badan anak seusia Raihan minimal 10 kilogram.
Raihan bukan satu-satunya Balita dengan gizi buruk di Garut. Ada dua balita lagi yang juga mengalami gizi buruk yaitu Hilda, 3 bulan warga Kampung Babakan Manggung, Tarogong Kidul dan Maryadi, 15 bulan warga Kampung Walahir, Kecamatan Sukaresmi. Keduanya juga tengah dirawat di rumah sakit.
Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Iwan Suhendar mengatakan berdasarkan pemeriksaan dokter, ketiga balita penderita gizi buruk itu juga memiliki penyakit penyerta. Seperti halnya Raihan yang menderita penyakit jantung sehingga gizi buruk yang diderita Raihan sulit disembuhkan. “Tingginya gizi buruk ini karena rata-rata karena prilaku asuh orang tua yang salah baik dari kesehatannya maupun asupan makanannya,” ujarnya.
Karena itu untuk menanggulangi penyakit gizi buruk ini, lanjut Iwan, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp100 juta. Dana itu rencananya akan digunakan untuk pemberian makanan tambahan bagi 55 anak selama 90 hari. “Kalau untuk bebas dari gizi buruk akan susah sekali, soalnya masih banyak masyarakat yang miskin,” ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR