Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Wartawan RCTI, Ersa Siregar, meninggal tertembak setelah terjadi kontak senjata antara TNI dan Gerakan Aceh Merdeka di Simpang Ulim, Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Senin (29/12). Ersa tertembak setelah disandera GAM sejak 29 Juni 2003 lalu, bersama kamerawan RCTI, Ferry Santoro bersama dua warga sipil lainnya.Anggota Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), dr. Jose Rizal Jurnalis mengatakan, pihaknya menerima laporan dari relawannya di Aceh soal kasus Ersa ini. Laporan yang dia terima, Ersa tewas akibat peluru yang menembus leher kanannya hingga tembus ke ketiak kirinya.Yang lebih mengenaskan, kata Rizal, kondisi mayat Ersa saat dilihat di Rumah Sakit Korem Lokseumawe, dalam kondisi kurus kering. Di bagian lutut juga terlihat luka lama, yang diduga oleh relawan Mer-C juga sebagai luka tembak. Pemimpin Redaksi RCTI, Derek Manangka, dalam wawancara dengan Metro TV, membenarkan soal ini. Pihaknya menerima berita duka ini setelah mendapat telpon dari Juru Bicara Marinir. Namun dia belum bisa menjelaskan secara detail kronologisnya.Ramidi - Tempo News Room
Iklan
