TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyediakan anggaran Rp 88 miliar untuk merehabilitasi 1.439 ruang kelas Sekolah Dasar Negeri. ”Rehabilitasi perlu segera dilakukan agar kerusakan tidak semakin parah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Khusnul Khuluq, kepada Tempo, Selasa, 22 November 2011.
Menurut Khusnul, percepatan rehabilitasi tidak ada kaitannya robohnya ruang kelas SD Negeri Kadipaten Bojonegoro Senin, 21 November 2011. Dalam kejadian tersebut seorang pekerja tewas dan enam pekerja lainnya mengalami luka.
Program rehabilitasi, kata Khusnul, sudah lama direncanakan. Adapun anggaran Rp 88 miliar tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2011 senilai Rp 46 miliar, DAK tahun 2012 sebesar Rp 36 miliar, dan dana bagi hasil minyak dan gas tahun 2012 sebesar Rp 6 miliar.
Ruang kelas yang harus direhabilitasi tingkat kerusakannya mulai dari rusak parah, sedang dan ringan. Raung kelas yang rusak terbanyak dari sekolah yang dibangun melalui program Instruksi Presiden (Inpres) sekitar tahun 1980.
Kegiatan rehabilitasi akan mulai dioptimalkan tahun 2012, sehingga diharapkan pada tahun 2013 sudah tidak ada lagi ruang kelas atau gedung sekolah yang rusak. “Dua tahun ke depan Bojonegoro sudah bebas dari sekolah rusak,” ujar Khusnul.
Khusnul juga menjelaskan Dinas Pendidikan Bojonegoro telah menginstruksikan para kepala sekolah segera melaporkan kondisi sekolahnya yang dikhawatirkan mengalami kerusakan. Dengan demikian perbaikannya pun bisa cepat dilakukan. ”Tidak boleh lagi ada berita siswa tidak bisa sekolah karena ruang kelasnya ambruk,” ucapnya.
Sebelumnya, ada sejumlah ruang kelas sekolah yang ambruk akibat angin puting beliung. Di antaranya, lima ruang kelas di SD Negeri Kepoh II di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru. Dinas Pendidikan telah menyediakan dana Rp 85 juta untuk memperbaikinya.
Sementara itu, terkait ambruknya bangunan SD Negeri Kadipaten Bojonegoro, Kepolisian Resor Bojonegoro hingga saat ini masih melakukan penyelidikan. Enam orang diperiksa sebagai saksi. ”Pemeriksaan masih terus dikembangkan,” papar Kepala Satuan Reserse Kriminalitas Polres Bojonegoro Ajun Komisaris Polisi Suprapto.
Mereka yang diperiksa di antaranya mandor pekerja bangunan, pihak kontraktor, guru di sekolah tersebut, serta pekerja bangunan lainnya yang selamat.
SUJATMIKO