TEMPO Interaktif, Cianjur - Setelah menunggu hampir satu tahun, jenazah Kokom Komalasari alias Kikim, 35 tahun, tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Babakan Hurmat, Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akhirnya tiba di kampung halamannya. Kikim tewas dibunuh oleh majikannya di Jeddah, Saudi Arabia, 11 November 2010. Mayatnya ditemukan di pinggir jalan di dalam tempat pembuangan sampah.
Jenazah Kikim tiba di Tanah Air pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB. Jenazah kemudian diantar langsung ke Cianjur menggunakan kendaraan ambulans dari Kementerian Luar Negeri.
Suasana duka mengiringi jenazah ibu tiga anak ini sejak tiba di rumah duka hingga di liang lahat. Ribuan warga menyemut mulai dari masjid tempat jenazah disalatkan hingga pekuburan umum tempat almarhumah dimakamkan yang berjarak sekitar 300 meter.
Menurut Tatang Budie Utama Razak, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, kasus Kikim telah menjadi perhatian publik, terutama media. Disebutkan Tatang, pemberitaan media di Tanah Air dianggap pemerintah Arab Saudi terlalu menyudutkan, sehingga menghambat proses pemulangan jenazah almarhumah.
"Kendala antara lain dengan mengaburkan fakta serta menghilangkan dokumen berupa paspor, sehingga almarhumah dianggap sebagai tenaga kerja ilegal," ujar Tatang di Cianjur, Kamis, 29 September 2011.
Ditambahkan Tatang, saat ini proses peradilan kasus Kikim masih berlanjut. Pelaku pembunuhan yang juga majikan Kikim bernama Shaya' Said Ali Al Gahtani telah ditahan dan persidangannya akan dimulai dalam waktu dekat. "Saat ini pemerintah sedang memproses ganti rugi serta bantuan untuk keluarga almarhumah Kikim," ujar Tatang.
Sementara itu, Atang, 55 tahun, kakak kandung Kikim, mengaku saat ini konsentrasi pihak keluarga masih pada pemulangan jenazah. Masalah ganti rugi, kata Atang, sedang diproses. "Kami sudah menunjuk kuasa hukum untuk menyelesaikan persoalan ini," kata dia.
Ali, 40 tahun, suami Kikim, dan Yosi, 20 tahun, anak sulung Kikim, hanya bisa menangis menyaksikan pemakaman jenazah Kikim. Yosi bahkan sempat pingsan di tengah-tengah prosesi penguburan dan terpaksa dipapah ke luar areal pemakaman.
DEDEN ABDUL AZIZ