TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi membantah telah lalai terkait insiden bom gereja di Solo. Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, mengaku telah bertindak profesional. "Kami sudah merespons informasi tersebut," ujarnya, 28 September 2011.
Sebelumnya sejumlah pihak menengarai aparat kepolisian lalai merespons informasi yang disuplai Badan Intelijen Negara terkait rencana aksi bom bunuh diri di Solo, Jawa Tengah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku akan menindak tegas siapa saja aparat yang bersalah dalam kasus tersebut.
Menurut Anton, informasi itu telah direspons polisi dengan mencari pihak yang diduga terlibat kasus tersebut. Namun, hingga saat aksi itu terjadi, polisi gagal menemukan para pelaku. "Jadi, tim kami sudah bergerak mencari pelaku, tapi ternyata tidak ditemukan," katanya.
Anton mengakui kegagalan itu merupakan bahan evaluasi bagi pihak kepolisian, khususnya mereka yang bertugas di Detasemen Anti Teror. Namun, kata dia, polisi merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin terhadap petugas.
Kegagalan polisi dalam meringkus pelaku memuluskan aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Minggu lalu. Aksi jahanam itu melukai 27 jemaat yang baru saja mengikuti kebaktian. Polisi menduga insiden itu dilakukan buron kasus bom Cirebon.
Guna keperluan penyidikan, kata Anton, polisi telah menggali keterangan dari 17 saksi. Upaya penyidikan juga dilakukan dengan mempelajari lokasi kejadian, termasuk barang bukti yang ditemukan polisi. "Kita tunggu saja hasilnya. Siapa saja yang terlibat, siapa pemimpinnya, dan sebagainya," katanya.
RIKY FERDIANTO