TEMPO Interaktif, Purwakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan memanggil Bupati Dedi Mulyadi terkait peristiwa aksi pembakaran sejumlah patung wayang golek. "Segera," kata Ketua DPRD, Ucok Ujang Wardi, saat dihubungi Tempo, Senin, 19 September 2011.
Dewan, kata Ucok, akan meminta keterangan dari Bupati ihwal pembangunan patung-patung tokoh wayang golek yang menimbulkan kontroversi sejak awal itu. "Kami ingin persoalan patung itu bisa diselesaikan secara dialogis dan damai," ujarnya.
Ia mengimbau semua elemen masyarakat Purwakarta menahan diri untuk tidak berbuat anarkistis dan menyerahkan persoalan kontroversi pembangunan patung tersebut kepada Dewan. "Supaya Purwakarta kembali kondusif," tutur Ucok.
Ribuan umat Islam Purwakarta, Jawa Barat, merobohkan dan membakar empat patung, Ahad, 18 September 2011. Mereka beraksi setelah menghadiri acara halal bi halal dan Istigotsah di Masjid Agung. Aksi itu sebagai protes keras terhadap kebijakan Bupati yang tetap membangun patung-patung wayang golek meski telah diberi peringatan keras.
Untuk menghindari terjadinya lagi amuk massa, menurut Ucok, lebih baik Bupati mengkaji ulang pembangunan patung-patung itu. "Lebih bijaksana kalau Bupati menghentikannya," ujarnya. Dewan juga berjanji akan mengontrol dana pembuatan patung-patung itu.
Ucok mengaku telah menyampaikan rekomendasi MUI Jawa Barat tentang kontroversi patung tersebut beberapa waktu lalu. "Intinya, pembuatan patung baru harus dihentikan dan yang sudah ada dipindahkan ke lokasi yang tak menimbulkan kontroversi," ujarnya.
K.H. Abun Bunyamin, Wakil Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, segendang-sepenarian dengan Ucok. "Kami minta Bupati menghentikan pembuatan patung itu supaya tidak terus terjadi kontroversi di kalangan masyarakat," ujar Abun. "MUI juga tidak akan pernah mencabut surat rekomendasi yang sudah disampaikan kepada Bupati."
Ia mengungkapkan, soal patung tersebut sudah menjadi konsumsi berita internasional dan mencoreng nama Purwakarta. "Saya mendapatkan sejumlah SMS dari sahabat di Saudi Arabia yang meminta konfirmasi soal kisruh patung itu," kata Abun.
Ia mengimbau agar bupati segera melakukan pendekatan dialogis dengan para ulama soal kontroversi patung yang menimbulkan sikap anarkistis sebagian kalangan umat Islam Purwakarta itu. "Ajaklah ulama berdialog dan dengarlah nasihat yang disampaikannya," ujarnya. "Umat juga dilarang anarkistis dan aparat bijak dalam menangani kasus pembakaran patung itu."
Bupati Dedi Mulyadi masih belum mau berkomentar ihwal pembakaran patung wayang golek Bima, Gatot Kaca, Kresna, dan patung Selamat Datang. Ia tak menjawab telepon dan tak merespons pesan pendek yang disampaikan Tempo.
Sebelumnya, dia mengatakan kasus pembakaran patung itu diserahkan kepada pihak kepolisian. "Karena itu sudah masuk dalam ranah hukum," kata Dedi.
NANANG SUTISNA