TEMPO Interaktif, Ambon - Sebagai buntut dari kerusuhan antardua kelompok di Ambon, pukul pukul 11.20 siang ini, asap tebal masih terlihat membubung di kawasan Jalan Mutiara, Mardika, sekitar 150 meter dari Hotel Amans, Kota Ambon.
Selama satu jam, asap tebal itu membubung di langit. Namun, Kepala Bidang Hubungan Mayarakat Polda Maluku Ajun Komisaris Besar Johannis Huwae menyatakan, kondisi Kota Ambon, sudah terkendali. “Ambon sudah aman,” kata Johanis, Senin, 12 September 2011.
Meskipun dinyatakan terkendali, tapi aktivitas perkantoran dan pendidikan di kota ini diliburkan. Murid sekolah, yang sempat berangkat ke sekolah, disuruh pulang para guru.
Seperti yang terjadi pada SD Islam Terpadu Assalam, di kawasan Kebun Cengkeh, Ambon, para murid yang sudah tiba di sekolah tersebut sekitar pukul 07.00 WIT, langsung disuruh pulang. “Sekolah diliburkan,” ujar Ustad Yunda, guru BP SD Assalam.
Pertokoan dan pusat perbelanjaan Ambon Plaza (Amplaz), juga tak ada yang buka. Hanya beberapa penjual ikan dan penjual sayur mayur, tomat, dan cabe yang terlihat berjualan di Pasar Batu Merah, Ambon. “Semua toko tutup,” tutur Indarni, warga Desa Batu Merah, yang hendak berbelanja.
Hingga siang ini, barikade jalan di beberapa titik belum juga dibuka. Belum terlihat kendaraan yang bergerak masuk ke wilayah Kristen maupun Islam. Angkutan kota hanya terlihat mengangkut penumpang pada wilayah masing-masing. Begitu juga kendaraan lainnya. Angkutan umum dari luar Kota Ambon, maupun luar Pulau Ambon, juga tak terlihat berada di terminal. Demikian pula dengan Terminal Mardika. Tak satu pun angkutan kota yang terlihat parkir. “Katong (kami) masih takut,” kata Bachtiar, seorang sopir jurusan Kebun Cengkeh.
Kemarin, terjadi bentrokan dua kelompok warga di Kota Ambon yang dipicu kematian seorang tukang ojek, Darfing Saiman. Beredar kabar bahwa ia dibunuh di kawasan Gunung Nona, Kudamati, Ambon, ketika mengantar seorang penumpang ke kawasan itu pada Sabtu, 10 September 2011 malam lalu. Seusai pemakaman korban kemarin, massa langsung marah dan menghentikan serta melempari kendaraan di kawasan tersebut.
MOCHTAR TOUWE