TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dadong Irbarelawan mengakui bahwa duit suap Rp 1,5 miliar bakal dialirkan ke Menteri Muhaimin Iskandar. "Dana itu memang akan diarahkan ke sana," kata M Syafri Noer, pengacara Dadong seusai kliennya diperiksa di Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa 6 September.
Namun Syafri menolak menjelaskan kronologi aliran dana tersebut. "Karena ini kasus masih dikembangkan KPK," dalihnya.
Ia menegaskan bahwa kliennya hanya mengikuti perintah atasannya yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, I Nyoman Suasnaya. Nyoman yang juga ditetapkan tersangka dalam kasus ini meminta Dadong untuk menyimpan duit Dharnawati, tersangka lainnya. Namun duit itu kemudian diserahkan ke Nyoman. "Hanya dititip saja sementara waktu," ucap dia.
Dihadapan penyidik KPK, Dadong, kata Syafri, mengatakan bahwa duit itu akan diberikan kepada empat orang. Mereka diantaranya berasal dari Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. "Tapi tidak etis kalau namanya saya sebut," ucap dia.
Berbeda dengan Dadong, Nyoman Suasnaya membantah dirinya terlibat dalam kasus suap di lembaganya. Kepada penyidik KPK, ia mengatakan tidak tahu menahu soal keberadaan duit Rp 1,5 miliar.
"Klien saya tidak tahu dana itu akan dialirkan ke mana," kata
Danardono, pengacara I Nyoman seusai pemeriksaan.
Danardono juga membantah tudingan Rahman Jaya,pengacara Dharnawati, bahwa kliennya mendesak Dadong, meminta duit ke Dharnawati. "Itu tidak ada," kata dia.
Ia menceritakan asal muasal kasus ini terjadi setelah seseorang yang berinisial D mendatangi kliennya di kantornya. Pria bergelar doktor itu meminta agar I Nyoman memberikan sejumlah uang agar proyek transmigrasi ini bisa disetujui di Dewan Perwakilan Rakyat maupun Kementerian Keuangan. "Klien saya juga tak tahu dia itu dari mana," ucap dia.
Pria itulah yang memperkenalkan I Nyoman kepada Dharnawati. Ia juga mengenalkan Nyoman dengan pria bernisial AM dan SM yang mengaku bisa langsung melobi DPR.
"Dua inisial inilah yang meminta duit ke Dharnawati," ucapnya."Mereka itu konsultan proyek."
TRI SUHARMAN