TEMPO Interaktif, Cirebon - Sebanyak 25 persen lahan pertanian di Cirebon hilang akibat pembangunan. Lahan yang dulunya berjumlah 56 ribu hektar itu kini menyusut menjadi 42 ribu hektar. "Ada yang digunakan untuk perumahan, pendirian pabrik, maupun terkena pembangunan lahan tol," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi Selasa (21/12).
Ali mengatakan untuk mempertahankan luas areal pertanian, pihaknya kini bekerjasama dengan dinas terkait akan memperketat proses perizinan, khususnya perizinan perumahan yang sekarang banyak diajukan pengembang."Jangan sampai daerah produktif pertanian justru dijadikan perumahan," kata Ali.
Produksi beras Kabupaten Cirebon kini mencapai 100 ribu ton dalam setahun. Daerah produktif itu antara lain terdapat di Kecamatan Gegesik, Kedawung, Arjawinangun, Talun, Dukuhpuntang, dan Kaliwedi.
Ali mengatakan pihaknya sering berhadapan dengan warga yang ingin menjual tanah mereka. Warga menganggap itu tanah mereka jadi pemerintah tak bisa menghalang-halangi untuk menjualnya. Karena itu diperlukan pengawasan dari berbagai dinas untuk memperketat perizinan tersebut.
Ali justru berharap agar pembangunan perumahan bisa berkembang ke bagian timur wilayah Cirebon. “Diantaranya di Kecamatan Astanajapura, Kanci dan Ciledug,” katanya. Sehingga nantinya pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah tengah dan barat Kabupaten Cirebon tapi juga hingga ke wilayah timur.
IVANSYAH