TEMPO Interaktif, Jember - Tiga pegawai negeri sipil dan dua petugas medis di Kabupaten Jember dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS. Kepala Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis, mengatakan, ketiga pegawai itu diduga kuat mengidap penyakit mematikan karena perilaku seksual.
"Sementara petugas medis itu tertular karena menangai pasien HIV/AIDS. Mungkin kurang hati-hati atau tidak sesuai prosedur. Ya itu resiko profesi," katanya, Rabu (1/12).
Sejak tahun 2004 hingga saat ini, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jember Jawa Timur terus meningkat. "Tahun 2007 ditemukan 75 kasus, tahun 2008 meningkat 117 kasus, kemudian tahun berikutnya meningkat 157 kasus. Selama tahun ini, sampai akhir bulan ini saja sudah tercatat 150 kasus," kata Yumarlis.
Sebelumnya, tahun 2004 ditemukan hanya satu kasus HIV-AIDS di Jember. Tahun berikutnya ditemukan dua kasus, dan tahun 2006 terdapat empat kasus. Total kasus sejak tahun 2004 hingga akhir bulan nopember 2010, terdapat 500 kasus HIV AIDS yang terdeteksi lewat fasilitas perawatan Klinik Voluntary Councelling and Testing (VCT) di Kabupaten Jember. "Setelah klinik VCT dibuka tahun 2006, fenomena gunung es penderita HIV-AIDS makin terlihat jelas," katanya menambahkan.
Koordinator Konselor Klinik VCT Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember, dr Justina Evi Tyaswati SpKj, mengungkapkan, selama tahun 2010 ini ada 103 kasus HIV-AIDS yang kini ditangani. Para pengidap HIV-AIDS yang kini dalam perawatan itu terdiri dari beragam latar belakang seperti lelaki hidung belang 36 orang, pekerja seks 27 orang, ibu rumah tangga 20 orang, homoseksual 7 orang, pengguna narkoba 5 orang, anak yang tertular ibunya 4 orang, penerima tranfusi darah 2 orang, dan 2 orang lagi tidak diketahui latar belakang hidupnya.
"Sedangkan 15 orang penderita lainnya sudah meninggal dunia," katanya. Yumarlis tak mau mengungkap identitas pegawai dan tenaga medis yang dimaksud.
MAHBUB DJUNAIDY