Tanggul diperkuat lantaran volume lumpur terus meningkat, serta rawan bobol saat musim penghujan. "Air hujan memenuhi kolam penampungan, tanggul harus diperkuat," kata Kepala Kelompok Kerja pelaksana infrastruktur BPLS, Soegiarto, Selasa (12/10).
Direncanakan, bronjong di pasang dua lapis setinggi empat meter di sekeliling tanggul, mulai Kedungbendo, Siring, Jatirejo, dan Renokenongo. Diperkirakan pemasangan bronjong di sepanjang tanggul selesai Desember mendatang.
Pemasangan bronjong berperan menahan tanggul lantaran terjadi penurunan permukaan tanah di tanggul yang menyebabkan tanggul retak. Setelah dipasang bronjong, diharapkan retakan dan ancaman tanggul ambrol berkurang. Selain itu, juga di sekitar tanggul dilapisi geotekstil untuk meredam gerakan permukaan tanah.
Penumpang kereta api penataran yang melintas di pinggir tanggul mengaku khawatir, sebab lintasan kereta hanya berjarak 10 meter dari tanggul penahan lumpur.
Mereka mengaku takut, terutama saat musim hujan lantaran urukan pasir dan batu tanggul sangat tinggi dan rawan ambruk. "Tanggul harus diperkuat, bahaya jika kereta melintas," ujar penumpang kereta Abdul Rahman.
Hingga kini semburan gelembung berupa gas metana bercampur air dan lumpur masih bermunculan di sepanjang tepi jalan raya Porong. Gelembung keluar melalui retakan tanah yang banyak ditemukan disepanjang jalan raya Porong.
Juru bicara BPLS, Ahmad Khusaeri mengatakan, gelembung bermunculan lantaran saat gelembung aktif yang terjebak di bawah permukaan tanah saat musim hujan keluar ke permukaan.
"Gelembung aktif keluar saat musim hujan," tuturnya. Menurutnya, pergerakan tanah terjadi di sepanjang pusat semburan termasuk jalan raya Porong. Selama ini terjadi amblasan sekitar 90 sentimeter terjadi selama setahun terakhir.
EKO WIDIANTO