TEMPO Interaktif, Sukoharjo - Seorang dukun pijat bernama Yulianto, warga Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo diduga menjadi pelaku pembunuhan berantai. Hingga saat ini, polisi telah menemukan dua mayat korban pembunuhan di sekitar rumahnya.
"Sejauh ini kami telah menemukan adanya dua jenazah yang dikubur," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo, Komisaris Endras Setyawan, Senin (23/8). Dia merinci, satu jenazah telah berhasil diidentifikasi, sedangkan satu jenazah lain masih diperiksa di forensik.
Jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah Santoso, seorang anggota Grup-2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan, Kartasura. Jenazah tentara berpangkat kopral dua tersebut ditemukan pada Sabtu lalu (21/8). Jenazah Santoso dikubur di sekitar kandang kambing yang berada di depan rumah pelaku. Selain membongkar kuburan tersebut, polisi juga menahan Yulianto pada hari yang sama.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Santoso meninggalkan Asrama Koppasus sejak dua pekan lalu. Korban bermaksud untuk mengobatkan penyakitnya kepada pelaku, yang dikenal sebagai dukun pijat. Namun sejak saat itu, korban tidak kembali lagi ke asramanya. Sepeda motor Honda Revo milik korban saat ini telah diamankan di Kepolisian Sektor Kartasura.
Sedangkan jenazah kedua ditemukan pada Senin (23/8), masih di sekitar halaman rumah milik tersangka. Jenazah yang belum diidentifikasi tersebut dikubur di kedalaman setengah meter. Diduga, jenazah yang dimasukkan dalam karung tersebut telah terkubur selama beberapa tahun, menilik dari kondisinya yang tinggal kerangka.
Selain kerangka manusia, polisi juga menemukan kerangka kambing. "Kuburan ini kami temukan berdasarkan pengakuan dari tersangka," kata Endras.
Hingga saat ini, polisi masih mendalami kemungkinan masih adanya jenazah lain yang dikubur di lokasi tersebut. Namun hingga saat ini, pelaku baru mengaku jika telah membunuh dua orang. "Belum ada pengakuan lain," kata Endras.
Kemungkinan masih adanya korban lain yang dibunuh tersangka semakin menguat, menyusul informasi adanya beberapa warga yang menghilang setelah berurusan dengan tersangka. "Paling tidak ada lima warga sekitar yang lenyap," kata Jasmin, Ketua RT 02/XII Pucangan, Kartasura.
Menurut Jasmin, salah satu warga yang hilang adalah Sadiyo. Warga tersebut lenyap sejak lima tahun lalu, setelah berurusan masalah utang piutang dengan tersangka. Sedangkan warga lain yang diketahui lenyap bernama Siti, warga sekitar yang dihamili oleh tersangka.
Sedangkan menurut salah satu sumber di kepolisian, jenazah yang terakhir kali ditemukan merupakan jenazah Sadiyo. Orang itu dibunuh oleh Yulianto lantaran dianggap tidak mampu melunasi utangnya. Padahal, Sadiyo telah menyerahkan sertifikat tanahnya kepada pelaku sebagai pengganti utangnya.
Menurut sumber tersebut, pelaku membunuh kedua korbannya dengan menjerat leher korban dengan tali. Khusus terhadap Santoso, pelaku sebelumnya memberikan ramuan, yang diakuinya sebagai obat. Ramuan tersebut membuat Santoso lemas, dan memudahkan pelaku untuk membunuh korban.
Namun warga sekitar rumahnya ternyata tidak mengetahui jika Yulianto merupakan dukun pijat. "Sepengetahuan kami, perkerjaannya hanya menggembalakan kambing," kata Siswanto, salah satu tetangga pelaku. Meski demikian, Yulianto memang dikenal sering melakukan ritual untuk memperoleh ilmu supranatural.
Hingga saat ini, rumah milik Yulianto menyedot perhatian ratusan warga yang ingin menyaksikan lokasi pembantaian dan penguburan mayat. Warga yang penasaran berusaha mendekati lokasi, meski garis polisi telah dipasang. Sejumlah polisi dan TNI terlihat berjaga di sekitar lokasi.
Ahmad Rafiq