TEMPO Interaktif, Tuban - Banjir dua hari akibat luapan Bengawan Solo, mulai Senin (17/5) hingga Selasa (18/5), meluas di empat kecamatan di Kabupaten Tuban. Daerah yang tergenang banjir kemungkinan akan lama surut mengingat berada di tanah cekungan dan belum ada tanggul di pinggir Bengawan Solo.
Kecamatan yang digenangi air, yaitu Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang dan Widang. Kecamatan Rengel dan Soko tercatat paling parah terendam banjir karena beberapa desa posisinya tepat di bantaran Bengawan Solo. Kondisi itu diperparah dengan belum adanya tanggul, sehingga air mudah masuk rumah dan areal persawahan.
Di Rengel, ada sekitar 180 rumah terendam banjir, di antaranya di Desa Karangtinoto, Kanorejo, Tambakrejo, Ngadirejo, Sawahan, Rengel, Campurejo dan Sumberejo. Daerah ini tepat berada di pinggir Bengawan Solo.
Akibat banjir, sejumlah sekolah dasar di Kecamatan Rengel terpaksa diliburkan, seperti Sekolah Dasar Ngadirejo I dan 2 Kecamatan Rengel, Kanorejo 1 dan 2, Rengel, Karangtinotono 1. Daerah tersebut terisolir akibat banjir masuk ke rumah penduduk dan sekolah.
Menurut Amir, warga Desa Rengel, banjir yang datang mulai Senin hingga Selasa, masih stabil. Dari Senin malam hingga Selasa siang permukaan air masih tetap. “Belum surut,” tegasnya pada Tempo, Selasa, siang.
Dia mengatakan lamanya banjir di Desa Ngadirejo dan Karangtinoto karena daerah itu masuk dataran rendah. Bahkan air yang datang dari Bengawan Solo sulit keluar karena permukaan air di sungai masih tinggi. Selain itu, dua desa di pinggir Bengawan Solo belum ada tanggul.
Warga di Kecamatan Rengel juga khawatir dengan kondisi cuaca. Warga juga khawatir jika turun hujan di Bojonegoro dan sekitarnya membuat saluran pembuangan air jadi tidak berfungsi.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Tuban, Gatot, mengakui banjir di empat kecamatan di Rengel, Soko, Plumpang dan Widang masih tinggi. “Laporan lengkap belum kita terima,” tegasnya pada Tempo, Selasa, siang.
SUJATMIKO