TEMPO Interaktif, Makassar - Kelalaian merupakan penyebab utama kecelakaan lalu lintas di jalan, yang mencapai 80-90 persen. Sisanya, 5-10 persen disebabkan kondisi kendaraan, dan 10-20 persen akibat infrastruktur.
Demikian diungkapkan Bambang Susantono, Wakil Menteri Perhubungan dalam acara Pekan Keselamatan Transportasi dan Pencanangan Gerakan Keselamatan Trasportasi (Go Zero Accident) Sulawesi Selatan di Anjungan Losari, Makassar, sore ini.
Lima faktor menonjol yang menyebabkan kecelakaan, yakni kelalaian helm, tidak menggunakan sabuk pengaman, melaju dengan kecepatan tinggi, mengendarai dalam keadaan mabuk dan kelalaian pejalan kaki. Menurut Bambang, untuk mengerem kecelakaan harus ada upaya konkrit seperti menyalakan lampu siang hari untuk pengendara motor, menggunakan helm standar, dan tersedianya jalur khusus pengguna motor. Ketua Global Safety Road Partnership, Giri Suseno, mengatakan isu keselamatan tarnsportasi tidak hanya menjadi keprihatinan Indonesia, tetapi juga dunia. “Angka kematian karena kecelakaan di jalan menjadi pembunuh terbesar ketiga di tingkat dunia,” kata Giri.
Kecelakaan ini, jelas Giri, dapat dihindari jika pengguna jalan mau menghilangkan kebiasaan buruk. "Mau toleransi di jalan, tidak mementingkan dirinya sendiri dapat mengurangi kecelakaan,” kata Giri.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yassin Limpo, mengatakan bahwa masyarakat perlu memperhatikan masalah ini dengan serius. Dibutuhkan regulasi di tingkat nasional, daerah, kabupaten bahkan tingkat sekolah untuk membangun kesadaran bahwa keselamatan transportasi adalah hal yang harus dilakukan semua pihak.
Pekan keselamatan tarnsportasi sudah dilaksanakan keempat kalinya. Pada 2010 program ini dilaksanakan di tujuh provinsi, yakni Aceh, Lampung, Makassar, Pontinank, Samarinda. Pekan keselamatan ini merupakan perkebangan dari resolusi PBB yang mengamanatkan global united transport.
FADHILAH NAZIF